'Perang Harga' Gedung Perkantoran di RI Semakin Sengit
- VIVAnews/Adri Irianto
VIVA.co.id – Senior Associate Director Colliers International, Ferry Salanto, berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2017, dapat dioptimalkan. Pertumbuhan ekonomi yang stabil mampu mendorong pengembangan properti, termasuk pada sektor perkantoran.
"Karena pertumbuhan ekonomi saat ini tidak terlalu cukup untuk mendorong sektor perkantoran naik," kata Ferry dalam paparan Colliers International di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis 5 Januari 2017.
Ferry berpendapat, sektor properti biasanya memang tergantung pada kondisi makro ekonomi, yang tercermin dari jumlah Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) di suatu negara.
Jika merujuk pada sektor properti perkantoran, Ferry menilai saat ini kondisinya masih kelebihan persediaan, padahal tingkat permintaan untuk area perkantoran juga tidak terlalu besar.
Menurutnya, kelebihan persediaan di sektor perkantoran ini kerap menyebabkan sejumlah gedung perkantoran hanya terisi di bawah 60 persen. Sehingga, upaya pihak pengelola untuk menutup biaya operasionalnya pun menjadi sulit.
"Itu akan sulit buat landlord (pemilik gedung yang menyewakan) untuk menutupi operating cost-nya, seperti biaya listrik dan security yang terus jalan," kata Ferry.
Dari hasil proyeksi Colliers berdasarkan data simulasi, maka rata-rata penyerapan ruang kantor dalam jangka waktu tiga tahun ke depan masih sekitar 250.000 meter persegi/ tahun, sedangkan pasokannya sekitar 750.000 meter persegi/ tahun. Karena itulah, perang harga diperkirakan akan semakin sengit.
"Karena banyaknya pasokan dan minimnya permintaan, maka ke depannya juga diperkirakan masih akan terjadi 'perang harga' dan terkoreksinya harga awal penawaran bagi gedung-gedung perkantoran tersebut," ujarnya.
(ren)