Komoditas Teh Indonesia Dihargai Murah Rp23.142 per Kg

Ilustrasi kebun teh
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara, anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara, melelang komoditas teh Indonesia kualitas nomor satu seharga US$1,74 per kg atau senilai Rp23.142 per kg (dengan kurs Rp13.300). Direktur Utama PT KPBN, Iriana Ekasari, mengungkapkan apresiasi terhadap teh kualitas satu memang masih sangat rendah.

Dukung Perkembangan Ekonomi RI, PTPN I Jalin Kerja Sama dengan HIG

"Murah banget kan. Terlalu murah. Padahal teh ini memprosesnya sangat rumit. Ada salah proses, keluarnya (hasilnya) salah, kalau keluarnya salah hasilnya tidak diapresiasi pasar. Menanam teh, merawat teh, mempersiapkan teh itu kegiatan yang sifatnya penuh dengan perasaan," ujar Irian di gedung PT KPBN Jakarta pada Rabu, 4 Januari 2017.

Iriana mengatakan bagusnya harga teh sempat dirasakan Indonesia pada 1992, yang mana per kilogramnya senilai US$4 per kilogram. Namun, teh ini dijual dalam satuan kontainer, bukan per kilogram.

Tak Perlu Teh Hijau! Ini 5 Teh Alternatif yang Efektif untuk Membakar Lemak

Ia mengatakan masyarakat umum Indonesia tidak terbiasa dengan mengkonsumsi kualitas nomor satu. Alhasil, teh dengan kualitas nomor satu makin tertekan.

Khusus dalam negeri penjualan lebih banyak laku adalah teh dengan kualitas dua atau tiga dengan harganya US$140 per kg atau Rp1,86 juta per kg. Sementara untuk teh kualitas satu biasanya diekspor ke Eropa dan Amerika.

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal Perekonomian

Sementara ini, ia memprediksi rendahnya harga teh dalam negeri masih dipengaruhi oleh lemahnya PT Perkebunan Nusantara mengontrol pasar, kualitas teh yang kurang konsisten, dan sistem pemupukan yang masih morat-marit juga.

Saat ini, pihaknya berusaha untuk menggenjot produksi teh sebanyak-banyak dengan sistem yang baik terkontrol. "Melakukan pengusahaan agronomi yang baik, sehingga yang keluar grade satu," ucap Iriana.

Ia mengatakan hasil produksi dari lahan yang sama belum tentu mengeluarkan hasil tingkat mutu yang sama. Perbaikan pengelolaan hanya dapat mendorong kecenderungan tingkat kualitas.

"Persentasenya bisa lebih banyak di grade satu, manakala pemupukannya benar, pemetikannya benar, dan prosesnya benar," lanjut Iriana.

 

(ren)

 

Produk Ultrajaya Milk Industry & Trading Company.

Produsen Susu Ultra hingga Teh Kotak Ini Cetak Laba Bersih Rp 893 M Kuartal III-2024, Turun 6 Persen

Manajemen ULTJ menjelaskan bahwa capaian laba bersih itu anjlok enam persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023, yang sebesar Rp 951 miliar.

img_title
VIVA.co.id
30 Oktober 2024