Ada Ketidakpastian, Bursa AS Masih Tumbuh di 2016
- Reuters
VIVA.co.id – Indeks saham utama Amerika Serikat ditutup melemah di akhir 2016 pada akhir pekan lalu, setelah dalam tiga hari berturut-turut alami kerugian cukup besar pertama kalinya sejak 4 November 2016.
Dilansir dari laman CNBC, pada Selasa 3Â Januari 2017, Dow Jones Industrial Average ditutup turun sekitar 57 poin atau 0,29 persen ke level 19.762,6, Indeks S&P 500 melemah 10,4 poin atau 0,43 persen ke level 2.238,83, dan Indeks komposit Nasdaq ditutup turun 0,12 persen.
Sementara itu, kinerja pasar saham AS sepanjang 2016 untuk saham Dow, S&P 500, Nasdaq tercatat lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Di mana Dow Jones Industrial Average naik 13,4 persen, S&P 500 naik 9,5 persen dan Nasdaq naik 7,5 persen.
Direktur Operasi dari UBS, Art Cashin mengatakan terjadinya pelemahan pasar di akhir penutupan bursa disebabkan oleh banyaknya spekulasi yang dilakukan para pedagang dalam jumlah yang cukup besar, di mana perintah menjual saham mencapai US$1,2 miliar.
Sedangkan, Presiden dan Kepala Investasi di Hennion & Walsh Asset Management, Kevin Mahn menyatakan melemahnya pasar di akhir tahun 2016 disebabkan prediksi investasi tahun depan cukup optimis namun penuh ketidakpastian.
"Menuju 2017 banyak masalah terbawa dari 2016, dan ketidakpastian masih cukup besar sehubungan dengan pertumbuhan ekonomi AS atau pertumbuhan pasar saham di sektor tertentu, sehingga cukup menarik," jelasnya. Â
Mahn memperingatkan, setiap kebijakan Presiden terpilih Trump tidak bisa dilakukan, seperti penundaan atau ketidakmampuan Trump mencabut Obamacare, maka bisa menyebabkan mundurnya kinerja pasar.