Kementerian ESDM Targetkan Investasi EBT Rp20 Triliun

Pembangkit listrik dari energi terbarukan, panas bumi.
Sumber :
  • Dok. NREL

VIVA.co.id – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan, mengatakan, kementeriannya menargetkan investasi senilai US$1,56 miliar atau Rp20,98 triliun (kurs Rp13.450 per dolar AS), untuk proyek energi baru terbarukan. Investasi ini untuk mencapai target bauran energi EBT sebesar 23 persen dan peningkatan 45 gigawatt pembangkit listrik.

Terima Dubes Singapura, Wakil Ketua DPR Dasco Sebut Bahas Energi Baru Terbarukan

“Investasi EBT akan terus menjadi prioritas, salah satunya dengan meningkatkan target investasi di 2017 menjadi US$1,56 miliar," kata Jonan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 21 Desember 2016.

Jonan menilai, peningkatan investasi EBT akan bertambah, sehingga bisa berdampak baik pada peningkatan kualitas udara bersih. Selain itu, upaya investasi dilakukan Kementerian ESDM, demi merealisasikan target dalam rencana umum energi nasional, seperti yang dicanangkan pemerintah hingga 2025.

Perusahaan Ini Usung Konsep Ramah Lingkungan

Jonan menyebut, dari beberapa jenis pembangkit listrik, pembangkit listrik tenaga panas bumi ditargetkan meningkat menjadi sebesar 1.858,5 megawatt pada tahun depan. Tercatat, kapasitas PLTP yang terpasang hingga periode Desember 2016 telah mencapai 1.643,5 MW.

"Selain itu, pembangkit listrik tenaga surya dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro, ditargetkan meningkat menjadi 291,71 MW," kata Jonan.

Industri Serap 43% Kebutuhan Listrik, Kadin Dorong Kemitraan Swasta dalam RUKN 2024-2060

"Oleh karenanya, pemerintah harus terus berupaya menarik minat swasta, agar mereka mau berinvestasi di subsektor ini, sehingga target-target tersebut juga bisa tercapai," ujarnya.

Kementerian ESDM juga memasang target pada sektor pembangkit listrik tenaga bioenergi mencapai 2.093 MW, atau bertambah sebanyak 305,1 MW di 2017. Pemanfaatan bahan bakar nabati pada 2017 juga ditargetkan terus meningkat menjadi 4,6 juta kiloliter.

[dok. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 30 Januari 2025]

Bahlil Sebut Energi Hijau Lebih Cocok untuk Industri agar Produk RI Bisa Bersaing di Pasar Global

Penggunaan energi hijau membutuhkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan energi fosil.

img_title
VIVA.co.id
30 Januari 2025