Transmisi Kebijakan Moneter BI Bagaikan Peluru Kosong

Kantor pusat Bank Indonesia di Jakarta.
Sumber :
  • REUTERS/Iqro Rinaldi

VIVA.co.id – Bank Indonesia dalam beberapa bulan terakhir terus melonggarkan kebijakan moneternya demi mendorong permintaan. Namun, transmisi pelonggaran kebijakan moneter melalui jalur suku bunga masih belum terlalu efektif.

BI Ungkap Penyaluran Kredit Baru Kuartal II-2024 Naik

Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter dari Bank Indonesia, Juda Agung, mengungkapkan transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga sampai saat ini masih terus berlanjut. Baik itu terhadap suku bunga kredit, maupun suku bunga deposito.

Penurunan suku bunga kredit sejak awal tahun hingga November 2016 baru sekitar 131 basis poin. Sedangkan penurunan suku bunga kredit, sepanjang awal tahun baru turun 67 basis poin. Juda memastikan, transmisi ini masih akan terus berlanjut.

Gubernur BI Buka Peluang BI Rate Turun di Kuartal IV-2024

“Jadi, transmisi kebijakan moneter masih akan terus berlangsung,” jelas Juda dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis 15 Desember 2016.

Juda mengakui, transmisi pelonggaran kebijakan moneter melalui jalur suku bunga masih belum efektif, tercermin dari pertumbuhan kredit perbankan masih yang masih relatif terbatas. Ini sejalan dengan permintaan yang melemah, termasuk permintaan investasi dan korporasi.

Gubernur BI Buka Peluang Turunkan BI Rate

Meski begitu, Juda meyakini, penyesuaian suku bunga kredit maupun suku bunga deposito masih akan terus berlangsung, apabila melihat perilaku perbankan nasional. Apalagi, jika ada perbaikan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan).

“Maka ruang penurunan suku bunga masih akan terus berlangsung,” katanya.

Sebagai informasi, tercatat pada Oktober 2016, rasio kredit bermasalah tercatat di posisi 3,2 (gross) atau 1,5 (nett). Sementara pertumbuhan Dana Pihak Ketiga pada Oktober pun tercatat meningkat menjadi 6,5 persen secara year on year.

Namun, peningkatan tersebut masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai sembilan persen secara year on year
 

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya