Ekonomi Indonesia Dikhawatirkan Masih Berisiko di 2017
- ANTARA/Sigid Kurniawan
VIVA.co.id – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mengungkapkan sentimen global masih menghantui laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2017 mendatang. Ekonomi Indonesia akan banyak dipengaruhi oleh gejolak ekonomi negara adidaya Amerika Serikat terkait kebijakan presiden terpilih AS Donald Trump, yang akan dilantik 20 Januari 2017.
Indonesia juga terus mencermati hubungan dagang dengan Tiongkok. "Risiko eksternal itu Tiongkok dan AS, dimana Tiongkok menjadi perhatian kita, partner dagang. Besarnya utang Tiongkok menjadi risiko," tutur Bambang di Jakarta, Kamis 15 Desember 2016.
Utang Tiongkok sampai saat ini sudah mencapai 250 persen terhadap produk domestik bruto. Hal itu turut menyebabkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok semakin melemah.
Sedangkan risiko dari Negeri Paman Sam, Bambang menilai, bukan semata-mata pada Trump. Partai pengusungnya, yakni Republik, menjadi pemimpin lagi dalam pemerintahan dan ini dipandang menimbulkan ketidakpastian.
Sementara dari dalam negeri, terjadinya perlambatan investasi swasta yang terlihat dari rendahnya pertumbuhan kredit perbankan 2016. Perlambatan ini diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun depan.
"Kalau swasta belum mampu dorong pertumbuhan ekonomi, maka pemerintah harus menjadi pendorong. Penerapan anggaran yang optimal bisa mendorong ekonomi kita," lanjut Bambang.
(ren)