2017, Operator Diminta Matikan 2G
- VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id – Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengajak para operator telekomunikasi untuk segera mematikan jaringan 2G. Sebab dengan era digital seperti sekarang ini, 2G yang diperuntukkan untuk kebutuhan layanan suara dan SMS, sudah dinilai tidak relevan.
Rudiantara mengungkapkan hal tersebut saat sambutan di acara Energizing Digital Economy yang digelar oleh Indotelko di Balai Kartini, Jakarta, Kamis 15 Desember 2016.Â
"Saya minta bantuan kepada teman-teman operator, siap enggak buat matikan 2G? Kapan? (mulai dimatikannya)," kata Rudiantara kepada para petinggi operator yang hadir.
Rudiantara mengajak hal tersebut, dengan alasan sudah saatnya saat ini pemerintah dan operator seluler untuk menentukan skenario guna mematikan 2G ke depannya. Dan, menurut Rudiantara, pada 2017 menjadi langkah awal menuju mematikan jaringan 2G tersebut.
"2G itu sangat mahal, sangat mahal untuk men-deliver 1 Mbps data menggunakan GPRS ketimbang menggunakan 4G," ucapnya.
Rudiantara menyiratkan, kondisi 2G yang sudah makin mahal terlihat dari semakin murahnya ponsel pintar kategori 4G, sehingga dapat dibeli oleh masyarakat dengan harga terjangkau.
"Kenapa TKDN? Kita ingin 2019 nanti smartphone 4G itu harganya Rp400 ribuan dan itu akan menjadi ponsel sejuta umat kayak waktu dulu, saat itu juga penghasilan masyarakat meningkat. Enggak ada alasan untuk tak mematikan 2G," ungkapnya.
Maka dari itu, Rudiantara mengatakan, sebaiknya para operator mulai berunding untuk sama-sama mencari jalan terbaik dalam mematikan 2G tersebut. Setelah berunding, Rudiantara sebagai regulator akan memutuskan.
"Kadang operator itu kepentingannya berbeda-beda. Kalau saya kepentingannya untuk industri keseluruhan dan masyarakat," ucap pria yang disapa Chief RA ini.