Bumi Resources Dilirik Perusahaan China
- VIVA.co.id/Romys Binekasri
VIVA.co.id – PT Bumi Resources Mineral Tbk, menyatakan bahwa saat ini, pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan dengan China Nonferrous Metal Industry's Foreign Engineering & Construction Co Ltd, atau NFC dalam pengembangan tambang emas dan tembaga di Gorontalo dan Palu.
Investor Relation Bumi Resources Minerals, Herwin Hidayat menjelaskan, bentuk kerja sama tersebut menggunakan strategi equity partner.
“NFC berminat bekerja sama pada proyek Gorontalo, bisa masuk sebagai pemegang saham di Gorontalo dan Palu,” ujarnya di Hotel Royal Jakarta, Rabu 14 Desember 2016.
Selain itu, Herwin melanjutkan, melalui skema equity partner tersebut, perseroan memiliki opsi pengembangan tambang Gorontalo dan Palu menggunakan skema pendanaan proyek.
Skema tersebut, merupakan jenis pinjaman yang pelunasannya melalui cash flow yang dihasilkan proyek Gorontalo atau Palu.
Herwin merincikan, perseroan telah melakukan kegiatan eksplorasi di kawasan tambang yang terletak di Sungai Mak dan Cabang Kiri. Cadangan emas pada Gorontalo Minerals sekitar 105,4 juta ton, sedangkan sumber daya diperkirakan mencapai 324 juta per ton.
Sementara itu, lanjutnya, pada proyek Palu, perseroan memiliki hak konsesi pertambangan seluas 85.180 hektare. Estimasi sumber daya mineral proyek tersebut 6,7 juta ton.
Kemudian, perseroan juga tengah menghitung kebutuhan pengembangan tambang emas Cita Palu Minerals. Saat ini, kegiatan eksplorasi di tambang tersebut masih berlangsung, dan produksi ditargetkan pada 2018.
Menurut Herwin, selain NFC terdapat sejumlah peminat langsung yang sedang melakukan penjajakan, atau uji tuntas (due diligence) untuk masuk ke dua proyek tersebut.
Sebagai informasi, Bumi Minerals meneken kontrak kerja sama dengan NFC pada 17 April 2014. Dalam kontrak itu, NFC bersedia membantu Bumi Minerals untuk membangun infrastruktur dan fasilitas pengolah satu juta ton bijih besi per tahun. Pembangunan fasilitas diharapkan selesai pada akhir 2017.
Blok Dairi Prima yang terletak di wilayah Sumatera Utara itu memiliki cadangan sebesar 11 juta ton bijih, dan sumberdaya sebesar 25 juta ton bijih. Cadangan seng memiliki kadar 11,5 persen, sementara cadangan timah berkadar 6,8 persen. (asp)