Target BTN pada Bisnis Properti di 2017

Ilustrasi pameran perumahan
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA.co.id – Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk, Maryono mengaku yakin, jika sektor perumahan nasional pada 2017 mendatang akan terus membaik.

Pengembang Properti Jepang Hancurkan Kondominium Mewah Demi Pemandangan Gunung Fuji

"Karena, ada perbaikan beberapa faktor penentu pertumbuhan bisnis properti, seperti pertumbuhan ekonomi yang positif, tingkat suku bunga acuan yang cenderung turun, bonus demografi, hingga pembangunan infrastruktur akan terus tumbuh," kata Maryono dalam sebuah diskusi di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu 14 Desember 2016.

Karenanya, Maryono mengaku pihaknya akan berfokus pada penciptaan pengembang properti baru, serta memoles layanan digital banking, untuk menggarap potensi besar sektor properti tersebut.

Wow! Crazy Rich Vietnam Divonis Mati Gegara Korupsi 200 Triliun

"Artinya, banyak ruang bisnis yang bisa dikembangkan. Maka, BTN mendorong penciptaan pengembang baru di sisi supply, dan terus berinovasi dalam digital banking untuk akselerasi di sisi demand," ujarnya.

Maryono menjelaskan, dalam mendorong lahirnya wirausaha baru di bidang properti, BTN memiliki program mini MBA in Property. Hingga kini, program tersebut telah meluluskan 235 calon wirausaha di sektor properti, dan ditargetkan akan meningkat menjadi 1.000 orang pada 2017 mendatang.

Apartemen Antasari 45 Mangkrak, Begini Penjelasan Lengkap PDS

"Peluang bisnis sektor perumahan pun masih luas untuk dikembangkan. Hingga September 2016, kontribusi sektor perumahan terhadap PDB (produk domestik bruto) akan berkisar 2,5-2,8 persen," kata Maryono.

Dia menyebut, proyeksi positif bagi sektor perumahan juga terlihat dari kebijakan pemerintah yang menempatkan sektor properti sebagai prioritas.

Apalagi, dalam sektor properti nasional, BTN tak hanya berperan sebagai lembaga pembiayaan, tetapi juga menjadi inisiator dan integrator, serta pusat informasi dan keahlian.

Maka pada tahun depan, Maryono mengatakan, pihaknya juga akan mengokohkan digital mortgage perseroan. "Dengan sistem ini, masyarakat bisa mengajukan KPR (kredit pemilikan rumah) secara online," ujarnya.

Diketahui, sampai Oktober 2016, pertumbuhan bisnis BTN (unaudited) masih berada di atas industri. Perseroan mencatat peningkatan aset sebesar 18,08 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp167,74 triliun di Oktober 2015 menjadi Rp197,72 triliun di bulan yang sama tahun ini.

Kredit pun naik 16,63 persen (yoy) dari Rp132,89 triliun pada Oktober 2015, menjadi Rp154,99 triliun di Oktober 2016. Sementara itu, dana pihak ketiga tumbuh 19,01 persen (yoy) dari Rp124,4 triliun per Oktober 2015, menjadi Rp148,05 triliun pada Oktober tahun ini. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya