Meramal Pergerakan Rupiah Lawan Dolar AS Tahun Depan

Ilustrasi/Contoh uang logam koin seribu rupiah di gedung Bank Indonesia
Sumber :
  • REUTERS/Garry Lotulung

VIVA.co.id – Arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (The Fed) tahun depan diperkirakan kembali diselimuti ketidakpastian. Dikarenakan masih belum jelasnya arah kebijakan Presiden terpilih AS Donald Trump, saat menduduki gedung putih pada awal Januari 2017 mendatang.

Rupiah Loyo Pagi Ini, Nyaris Tembus Rp16 Ribu per Dolar AS

Rencana Trump yang akan melakukan ekspansi fiskal dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi negeri Paman Sam, tentu akan berdampak terhadap laju inflasi di AS. Perkembangan inflasi sendiri merupakan indikator yang dijadikan The Fed, dalam menentukan arah kebijakan moneter kedepan.

Ekonom PT Bank Pertama, Josua Pardede, mengungkapkan, ketidakpastian dari arah otoritas moneter AS tentu akan memberikan sedikit pengaruh terhadap laju nilai tukar sejumlah negara. Tak terkecuali, mata uang rupiah terhadap dolar AS.

Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp15.842 per Dolar AS

"Risiko global masih membayangi nilai tukar rupiah kita, dan pasar keuangan. Terutama dari suku bunga The Fed, karena arah kebijakan Donald Trump ke depan," ujar Josua, saat berbincang dengan VIVA.co.id di Jakarta, Rabu 14 Desember 2016.

Josua memandang, ekspektasi para pelaku pasar masih meyakini bahwa The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin. Namun dengan rencana Trump ke depan, proyeksi tersebut mungkin saja bisa berubah dari perkiraan awal.

Rupiah Melemah ke Rp 15.523 per dolar AS, Ini Pemicunya

Ketidakpastian The Fed masih menjadi momok tahun depan. Namun kondisi perekonomian dalam negeri yang terus membaik tentu menjadi pertimbangan investor menempatkan dananya di dalam negeri. Dengan begitu, akan berdampak pada penguatan mata uang Garuda.

Didukung dana repatriasi tax amnesty, yang kemungkinan masih akan membanjiri perekonomian nasional hingga tahun depan. Selain itu, rancangan kas keuangan negara pun telah menunjukkan optimisme dari para pelaku pasar, bahwa perekonomian Indonesia akan semakin membaik.

"Ini bisa membangun kepercayaan bagi investor. Masih bisa masuk arus modal ke pasar keuangan kita, baik itu portofolio maupun obligasi," katanya.

Sebagai informasi, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia, rupiah pada hari ini berada di posisi Rp13.285 per dolar AS, kembali menguat Rp24 dari posisi kemarin, 13 Desember 2016 yakni di level Rp13.309 per dolar AS.

Uang kertas rupiah dan dolar AS.

Dibuka Menguat, Rupiah Berpotensi Melemah Imbas Ketegangan Rusia-Ukraina

Eskalasi perang Rusia vs Ukraina yang makin memanas jadi pemicu rupiah bisa melemah. Apalagi, ada ancaman Rusia yang siap gunakan nuklir.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024