5 Pengusaha Indonesia yang Sukses Sebelum Usia 30 Tahun
- Gorry Gourmet
VIVA.co.id – Memilih karier sebagai pengusaha bukan hal yang mudah. Banyak halangan dan hambatan, mulai dari sulitnya mendapatkan modal hingga memiliki mental "ikut-ikutan" yang biasanya terjadi di pengusaha yang baru merintis bisnisnya.
Tak heran jika banyak pengusaha yang baru menuai sukses di usia tua. Pengalaman dan keteguhan mental yang tentunya harus dipupuk dengan waktu, menjadi beberapa syarat sukses berbisnis. Namun, tak sedikit pula pengusaha yang menggapai kesuksesan di usia muda. Beberapa dari mereka malah bisa ditemukan di Indonesia.
Berikut ini adalah lima pengusaha muda kebanggaan Indonesia yang meraih sukses sebelum berusia 30 tahun seperti informasi yang diterima dari gorry gourmet. Jejak mereka mungkin bisa menginspirasi kita semua.
1. Bong Chandra, pengusaha properti
Pengusaha di bidang properti ini berhasil membangun proyek perumahan pertamanya dengan nilai investasi Rp180 miliar di usia yang sangat muda, 22 tahun. Rahasia kesuksesan Bong adalah merintis usia sedari dini dan pantang menyerah.
Tak hanya menikmati kesuksesannya sendiri, Bong juga berupaya untuk berbagi resep keberhasilan kepada orang banyak. Dalam bukunya, Bong mencoba memecahkan 10 kode agar berhasil menjadi biliuner dan bagaimana kesuksesan dapat diraih semua orang.
2. William Susilo, Startupreneur
Bahkan sebelum ia mendirikan usahanya sendiri, prestasi William sudah sangat mengesankan. Saat dirinya genap berusia 25 tahun, William menjadi anggota termuda Sinarmas Land dengan menjabat sebagai Strategic Planning Lead perusahaan grup bisnis tersebut.
Menginjak usia 26 tahun, ia mendirikan Gorry Gourmet. Prinsip bisnisnya sederhana: makanan yang tepat bagi tubuh. Berdasarkan pengalamannya sendiri, ia sadar orang-orang tak punya banyak akses informasi seputar metode hidup sehat yang efisien, efektif, namun juga lezat. Gorry Gourmet pun lahir, tak hanya untuk memberikan asupan makanan yang sesuai, tapi juga menjadi sahabat untuk mewujudkan hidup sehat.
Sesuai dengan kiblat startupreneur yang dimilikinya, tak lama setelah Gorry Gourmet muncul, William sudah memiliki tiga startup lain di bidang eCommerce, financial technology, dan eMedcare, yang tak kalah menjanjikan. Bila digabungkan, sederet startup tersebut bernilai lebih dari Rp150 miliar. Hebatnya, startupreneur satu ini melakukan itu semua dalam waktu kurang dari dua tahun.
3. Nicholas Kurniawan, CV Venus Aquarium
Jika mahasiswa pada umumnya bergantung pada orang tua baik untuk pembayaran uang kuliah maupun untuk uang jajan, Nicholas justru sudah bisa memiliki pendapatan sendiri. Tidak tanggung-tanggung, omzet bisnisnya saat ini sudah mencapai ratusan juta per bulan.
Kini di usianya yang baru 23 tahun, Nicholas sudah mempunyai pasar yang cukup luas. Tak hanya di dalam negeri, bisnisnya yang berada di bawah bendera CV Venus Aquarium ini juga telah berhasil mengekspor ikan hias ke mancanegara.
4. Herry Budiman, Gorry Gourmet
Pengalamannya sebagai Marketing Manager perusahaan terkemuka di industri makanan memberikan Herry banyak pembelajaran mengenai cara terbaik untuk mengelola usaha food and beverages. Ilmunya tersebut menjadi bekal kuat untuk membuat startup di ranah makanan, Gorry Gourmet.
Menjalani masa kecilnya di Medan, Herry juga menyadari sulitnya mencari makanan sehat dan terjangkau ketika ia menginjakkan kakinya di ibukota. Hal-hal tersebut menjadi pemicu bagi Herry untuk mendirikan bisnis makanan. Ia juga percaya keluarga-keluarga Indonesia membutuhkan pengetahuan dan asupan pangan sehat.
Lewat Gorry Gourmet, Herry mewujudkannya. Sesibuk apapun jadwal keseharian, Gorry Gourmet siap menyediakan makanan sehat yang lezat sesuai kebutuhan. Belum genap dua tahun, Gorry Gourmet telah sukses memberi pengetahuan dan telah mengantarkan lebih dari 500 ribu makanan sehat kepada para pelanggan seantero nusantara.
5. Reza Nurhilman, founder Maicih
Berkat resep keripik singkong pedas buatannya, Maicih menjadi perbincangan hangat di dunia maya dan tenar di kalangan anak muda Bandung. Awalnya, Reza mengeluarkan modal Rp.15 juta dan mulai memproduksi keripik sebanyak 50 bungkus per hari. Ia membuat perbedaan tingkat kepedasan dari level 1 hingga level 5.
Di usia yang belum mencapai 30 tahun, Reza mendapat omzet penjualan keripik Maicih dalam sehari mencapai Rp22 juta dan dalam sebulan bisa mencapai Rp7 miliar. Pelanggannya pun tak hanya di Bandung tapi juga di seluruh Indonesia.