Salip Negara ASEAN, Pariwisata RI Pakai Strategi Branding
- Viva.co.id/Linda Hasibuan
VIVA.co.id – Kementerian Pariwisata mencatat, pertumbuhan pariwisata Tanah Air lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN maupun negara-negara di sekitar kawasan.Â
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, menyampaikan, pada 2015, pertumbuhan pariwisata Indonesia mencapai 10,3 persen, sedangkan ASEAN hanya mencapai 5,1 persen.
"Artinya, Indonesia tumbuh dua kali lipat dibanding pasar ASEAN. Nanti, market share kita akan lebih baik," ujar Arief di Grand Sahid Hotel, Jakarta, Sabtu, 10 Desember 2016.
Arief mengatakan, kementerian akan menggenjot industri pariwisata Tanah Air dengan membalap negara-negara tetangga hingga 2019. Dengan demikian, bisnis industri tidak boleh lebih rendah dibandingkan pasar.
"Kalau lebih rendah, artinya sedang sekarat. Itu wajib," tuturnya.
Arief memandang, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, pertumbuhan pariwisata dalam negeri termasuk tinggi jika dibandingkan dengan Malaysia yang turun 15,7 persen tahun lalu dan pertumbuhan pariwisata Singapura hanya 0,9 persen.Â
"Tapi kita harus ingat, pertumbuhan Thailand sangat bagus, yakni 20,4 persen," ujarnya.
Menurut dia, dalam menggenjot industri pariwisata, Indonesia perlu menerapkan strategi branding di mana saat ini bernama Wonderful Indonesia. Sebab, branding merupakan investasi yang dampaknya akan dirasakan jangka panjang.
"Apa sih artinya branding? Kalau nation brand tumbuh 10 persen, turis kita akan naik 11 persen dan investasi akan naik dua persen. Maka, tidak boleh pelit-pelit di sini," ujarnya.
Arief menambahkan, untuk mewujudkan pariwisata nasional menggaung di dunia perlu melibatkan seluruh pihak. "Uang kita terbatas. Tapi strategi kita memanfaatkan momentum. Kita pasang iklan saat ada momentum besar, seperti di Berlin. Seluruh bus dan taksi kita branding dengan Wonderful Indonesia," ujarnya.