Album Kedua Montecristo Terinspirasi dari Akhir Kehidupan
- VIVA.co.id/Bobby Agung Prasetyo
VIVA.co.id – Band beraliran progresif rock asal Indonesia, Montecristo, baru saja merilis album keduanya yang berjudul A Deep Sleep. Konon, album ini bercerita tentang fase akhir kehidupan, yakni kematian.
Montecristo berusaha membuat konsep tentang dua ujung perjalanan hidup manusia lewat album yang dibuatnya. Sebelumnya, pada album pertama bertajuk Celebration of Birth, mereka menceritakan tentang tahap awal manusia pada hidupnya, yaitu kelahiran.
A Deep Sleep memakan waktu penggarapan hingga tiga tahun lamanya. Proses tersebut dilakukan dari matahari terbenam hingga pagi buta, saat sang surya terbit.
"Album ini mulai direkam sejak awal 2013 di beberapa studio di Jakarta dan selesai tiga tahun kemudian. Masuk studio saat matahari terbenam dan pulang ketika matahari terbit, puncak ide kreatif adalah ketika dini hari menjelang," ujar Eric Martoyo, vokalis Montecristo, di Hard Rock Cafe, Kawasan SCBD, Jakarta, Rabu, 7 Desember 2016.
Eric menjelaskan bahwa isi dari album terbaru Montecristo tetap mengusung konsep ‘rock yang berkisah’. Mereka menyampaikan cerita lewat liriknya, dengan tujuan agar pendengarnya mampu menghayati lagu-lagu tersebut.
"Lewat lirik yang bertutur, kami menyampaikan cerita, menggarisbawahi pesan dan mengajak pendengar berkontemplasi. Kami percaya, musik adalah kendaraan yang tepat untuk itu," kata Eric.
Pencapaian Montecristo lewat album keduanya, dirasa memuaskan oleh sejumlah pihak. Hal itu juga termasuk yang dialami oleh Fadhil Indra, selaku pemain keyboard.
"Secara musikal, kami puas dengan album ini. Song writing dan eksekusinya sudah sesuai dengan karakter Montecristo," kata Fadhil.
Tak pelak, konsep album tentang titik akhir kehidupan ini juga memiliki pesan tersendiri. Montecristo, lewat A Deep Sleep, ingin memberi persembahan terakhirnya untuk mendiang Andy Julias, sosok yang memajukan progresif rock Indonesia serta bagian dari komunitas Indonesian Progressive Society (IPS).
"Album ini kami persembahkan untuk seorang sahabat, Andy Julias, yang telah berpulang pada 17 Februari 2016, sebagai penghormatan atas jasa-jasanya," ucap sang gitaris, Rustam Effendi.