DPR Ingatkan Pemerintah Laksanakan Kemandirian Ekonomi
VIVA.co.id – Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan menanggapi permintaan Presiden Jokowi mengganti acuan nilai tukar dari dollar AS ke China. Kata Heri, tidak ada aturan standar tentang acuan kurs. Ini soal persepsi dan nilai perdagangan.
"Nilai ekspor Indonesia ke AS memang terbilang kecil, yaitu hanya 10-11 persen dari total ekspor Indonesia. Bandingkan dengan porsi ekspor ke China sebesar 15,5 persen, Eropa dengan porsi 11,4 persen, dan Jepang 10,7 persen. Tapi, harus dicatat bahwa tren perdagangan dengan AS cenderung surplus, sedangkan dengan China cemderung defisit," ujarnya di Komplek DPR RI, Rabu 7 Desember 2016.
Menurut Heri, sebenarnya langkah paling efektif untuk menghindari pengaruh penguatan mata uang asing terhadap rupiah bukan bergantung pada negara luar, namun seberapa kuat dan mandiri ekonomi kita terhadap negara lain.
"Semakin kita bergantung ke suatu negara, maka naik-turunnya rupiah juga akan sangat dipengaruhi oleh dinamika ekonomi di negara tersebut," katanya.
Ia menambahkan, permintaan Jokowi untuk mengubah persepsi ketergantungan rupiah terhadap Dollar AS jangan sampai menimbulkan persepsi baru bahwa ekonomi kita sedang diarahkan untuk bergantung ke negara lain, yaitu China.
"Jangan sampai seperti itu. Sekali lagi, intinya adalah pelaksanaan kemandirian ekonomi nasional yang didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Selama itu tidak terlaksana, maka mau ke AS atau China atau Jepang, tetap sama saja. Persepsi tunggal yang terbentuk adalah ekonomi kita bergantung ke bangsa lain. Ini paradoks," kata Politisi Gerindra ini. (webtorial)