Anggota DPR Ini Pesimis Efektivitas Tax Amnesty Jilid II
- Foto : Ririn Aprilia
VIVA.co.id – Wakil Ketua Komisi XI DPR Achmad Hafisz Thohir mengaku pesimis akan efektivitas tax amnesty periode kedua.
"Agak seret seiring dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia," kata Hafisz, Rabu 7 Desember 2016.
Karena, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi dunia terkoreksi 1 persen menurun, sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terpaku antara 4.9 persen sampai dengan 5.0 persen everage rata-rata pada akhir 2016 nanti.
"Saya melihatnya tax amnesty jilid II ini tidak sesukses tahap I. Tetapi masih dalam koridor yang oke, tidak terlalu buruk," ujar politisi PAN ini.
Mantan Ketua Komisi VI DPR ini menuturkan, jika tax amnesty periode II tidak efektif, maka akan berdampak terhadap penerimaan negara.
"Target penerimaan negara dari sektor pajak sudah memasukkan asumsi tax amnesty. Namun nampaknya target akan tidak tercapai," katanya.
Menurutnya, ada beberapa dampak jika tax amnesty periode kedua tersebut tidak berjalan efektif.
"Artinya ada short fall penerimaan negara. APBN tidak akan mencapai pemakaian maksimal karena short fall, artinya dari RAPBN 2016 terjadi defisit neraca APBN. Defisit yang melebihi dari target 2.5 persen," katanya.
Diketahui, pada termin pertama program amnesti pajak yang ditutup pada 31 September 20016, uang tebusan tercatat Rp97,1 triliun, dari target Rp165 triliun.
Adapun, jumlah harta yang dideklarasikan serta direpatriasi, yakni mencapai Rp3.540 triliun. (webtorial)