Inovasi Nuklir Indonesia pada 2017
- Twitter/@humasbatan
VIVA.co.id – Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan) genap berusia 58 tahun. Seiring bertambahnya usia, inovasi Batan terus tercipta. Jelang pergantian tahun, Batan sudah mencanangkan beberapa inovasi pada 2017.
Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, untuk tahun depan, Batan sudah merencanakan inovasi yang bakal diumumkan dan proyek Batan yang diusahakan akan rampung. Di antaranya, kata Djarot, yaitu inovasi reaktor daya eksperimental (RDE). Reaktor ini dibuat oleh Batan untuk mewujudkan kemandirian dalam bidang listrik.
"Inovasi RDE bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Indonesia dalam penguasaan teknologi listrik tenaga nuklir (PLTN)" ujar Djarot saat ditemui di sela ulang tahun 58 Batan di Puspiptek, Serpong Senin, 5 Desember 2016.
Maka dari itu, sisa tahun ini akan dimanfaatkan Batan untuk menyelesaikan RDE, termasuk soal desain.
"Sehingga 2018 kita sudah membangun. Kini kita menunggu izin lapak atau lokasi, dan persetujuan pemerintah masalah anggaran," ucap Djarot.
Selain RDE, rencana Batan pada tahun depan yaitu menyelesaikan fasilitas iradiator gamma merah putih yang berlokasi di Serpong. Fasilitas tersebut dipergunakan untuk mengawetkan makanan dan juga sterilisasi alat kesehatan.
"Ironinya, memang karena di Indonesia itu baru ada satu komersial. Itu pun milik asing, ada di Cikarang. Dengan dibangunnya ini, ini kan demo atau pilot plan, dan ini bisa dibangun berikutnya di beberapa daerah di Indonesia," ujarnya menambahkan.
Terakhir, pada 2017, Batan akan melahirkan inovasi terkait pangan. Djarot mengatakan, pada tahun ini akan dirilis beberapa varietas padi dan kacang tanah. Tim Batan sudah menyatakan setuju untuk dirilis, tapi masih menunggu surat dari Kementerian Pertanian. Diharapkan, tahun depan varietas unggul tersebut jadi dirilis.
"Jadi varietas unggul (buatan Batan) sekarang 21 menjadi 22 untuk varietas padi.”
(mus)