Menteri Amran Klaim RI Berhasil Lewati Ancaman El Nino
- VIVA.co.id/Aryo Wicaksana
VIVA.co.id – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengklaim, Indonesia telah mampu melewati ancaman El Nino 2015 dan La Nina 2016, melalui program upaya khusus percepatan peningkatan produksi pangan. Indonesia bahkan tidak melakukan impor beras sepanjang 2016 ini.
Amran pun mengungkapkan sejumlah cara dan upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi pangan nasional guna memenuhi kebutuhan nasional.
“Pertama, meningkatkan indeks pertanaman melalui rehabilitasi irigasi dan membangun embung, dari yang biasanya tanam satu kali, menjadi dua hingga tiga kali tanam,” ujar Amran, dalam keterangan tertulis yang diterima oleh VIVA.co.id, Senin 5 Desember 2016.
Kedua, lanjut Amran, yakni meningkatkan efisiensi biaya produksi melalui bantuan alat mesin pertanian dalam jumlah besar, seperti traktor dan alat tanam. Sehingga, lahan bisa cepat ditanami kembali. Masalah kekeringan, pun dapat teratasi dengan pompa air yang disediakan.
Sementara yang ketiga, yaitu meningkatkan produktivitas dari lima ton menjadi tujuh hingga sepuluh ton melalui bantuan benih unggul. Sedangkan yang keempat, yakni dengan penetapan harga dasar dan harga atap, yang menjadi jaminan para petani agar tidak merugi akibat harga jual murah.
Amran mengatakan ketika terjadi El Nino pada 1998, dengan jumlah penduduk hanya mencapai 201,54 juta jiwa, Indonesia justru melakukan impor beras sebanyak 7,1 ton. Sedangkan pada 1999 fenomena La Nina memaksa pemerintah mengimpor beras mencapai 5,04 juta ton.
“Dengan penduduk 258 juta jiwa, maka dengan ekstrapolasi semestinya di tahun 2015 dan 2016 Indonesia impor beras 16,8 juta ton. Namun dengan upaya khusus, tidak ada impor beras medium,” ujarnya.