58 Tahun Batan, Mengukir Inovasi lewat Nuklir
- BNPT
VIVA.co.id – Batan Teknologi Nuklir Nasional (Batan) hari ini memperingatkan 58 tahun kehadirannya menciptakan inovasi nuklir. Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto menyatakan bahwa di Indonesia, Iptek nuklir sudah berkontribusi cukup besar di bidang medis, pangan dan industri.
Seperti di bidang pangan, Djarot menyebut, hampir setiap tahun Batan berhasil melepas varietas unggul tanaman padi dan kedelai.
"Varietas tersebut memiliki produktivitas tinggi dan lebih tahan terhadap hama dan penyakit tanaman sehingga disukai petani," ujar Djarot saat helat 58 tahun Batan, di Puspiptek, Serpong Senin, 5 Desember 2016.
Selain itu Djarot menambahkan, keunggulan lain tanaman hasil mutasi radiasi yakni mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi lahan dan berumur pendek. Untuk tanaman pangan tertentu, seperti sorghum dan gandum dapat beradaptasi dengan baik pada iklim tropis meskipun varietas induk berasal dari daerah subtropis.
Untuk bidang kesehatan, berbagai peralatan telah dikembangkan Batan sebagai sarana pelayanan kesehatan di rumah sakit. Seperti renograf berbasis teknologi nuklir yang sangat bermafaat untuk mendeteksi fungsi ginjal.
Dengan peralatan tersebut, kata Djarot, fungsi ginjal dapat diketahui secara dini sebelum diputuskan untuk melakukan tindakan medis, apakah cuci darah atau cukup tindakan pemberian obat.
"Renograf sudah mendapat izin edar Dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2015," ujar Djarot.
Peralatan kesehatan lain yang berhasil diciptakan Batan ialah tyroid uptake untuk diagnosis fungsi kelenjar tyroid, pesawat sinar-X diagnosis dan berbagai jenis radioisotop untuk tujuan diagnosis dan penyembuhan penyakit kanker.
Kemudian di bidang industri, Batan berhasil mengembangkan alat pengukur ketebalan kertas, alat untuk mengetahui kesempurnaan pencampuran, alat untuk mengetahui level permukaan dalam suatu tangki proses dan berbagai jenis surveimeter radiasi untuk industri.
"Berbagai peralatan berbasis teknologi nuklir tersebut memiliki tingkat akurasi tinggi dan harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan peralatan impor," kata Djarot.
Lalu di bidang lingkungan, sambung Djarot, dengan memanfaatkan berkas neutron dari reaktor nuklir, Batan telah mengembangkan teknologi analisis nuklir untuk mendeteksi kadar unsur polutan lingkungan. Dengan teknologi ini, unsur polutan lingkungan dengan kadar yang sangat kecil dapat diukur.
"Menggunakan teknologi ini, dapat dilacak sumber penghasil unsur pencemar lingkungan," tambah Djarot
Kemudian hasil pemetaan kadar unsur lingkungan bisa dijadikan sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam menetapkan kebijakan di bidang lingkungan.