Cerita Basoeki Abdullah, Pelukis Favorit Raja-Raja Dunia

Peluncuran Buku Basoeki Abdullah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bimo Aria Fundrika

VIVA.co.id – Basoeki Abdullah adalah satu dari beberapa nama maestro lukis kelahiran Indonesia. Bahkan, karya Basuki yang terkenal dengan aliran realis juga digemari oleh beberapa raja.

Ridwan Kamil Jual Lukisan Buat Tambah Bikin Baliho Kampanye di Pilkada Jakarta

Di Indonesia sendiri, Basoeki juga sempat di angkat menjadi pelukis istana, dan lukisannya pun banyak menghiasi dinding-dinding istana.

Dalam rilis yang diterima VIVA.co.id Minggu, 4 Desember 2016, Agus Darmawan, penulis buku Basoeki Abdullah-Painter of Kings, mengatakan bahwa Presiden Soekarno mengoleksi kurang lebih 200 karya sang maestro.

Lukisan Eksklusif Frigorifero d’arte Mejeng di Art Jakarta, Karya 10 Seniman Italia

Tidak hanya itu, karya-karya Basoeki juga dikenal di dunia internasional dan ia pun kerap dimintai melukis oleh para raja-raja, salah satunya oleh Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej.

"Di kerajaan Thailand, lebih dari 70 lukisan Basuki berdiam di sana," kata Agus.

Wujudkan Harmoni Budaya Indonesia-India, Pameran Lukisan Dubes Jayant Khobragade Hadir di Jakarta

Tidak berhenti di situ, ketika Raja Thailand mendapat banyak kunjungan dari berbagai kepala negara, banyak juga yang kemudian tertarik dan meminta untuk dilukis, di antaranya ialah kepala negara Kamboja dan Presiden Filipina, Ferdinand Edralín Marcos.

"Kemudian, ketika Sultan Brunei mengetahui karyanya begitu hebat, ia kemudian ditarik sebagai pelukis di istana Brunei Darusalam," ujarnya menambahkan.

Di samping itu, Basoeki juga memenangkan lomba untuk melukis Ratu Yuliana di Belanda dan mengalahkan 87 pelukis lainnya.

"Basoeki menjadi pemenang kedua, tapi pihak Belanda lebih berminat dia menjadi pelukis istana Belanda," ujarnya.

Meski menjadi pelukis favorit istana dan para raja, kehidupannya sebagai pelukis cenderung terdiskriminasi dari dunia lukis Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah aliran seni dari karyanya yang dinilai tidak memiliki paradigma kerakyatan dan perjuangan.

“Jadi meski dekat dengan raja dan presiden, tetapi paradigma politik tidak berpihak pada Basuki,” ucap Agus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya