Permukaan Air Laut Naik 3 Meter Bila Es Antartika Meleleh
- NASA
VIVA.co.id – Tahun lalu, sebuah gunung es berukuran besar tiba-tiba pecah dari salah satu gletser raksasa di Antartika. Atas fenomena itu, para ilmuwan mencari tahu kenapa penyebab 'gangguan' gunung es tersebut bisa pecah.
Mencairnya es di bagian selatan poros Bumi itu bisa menaikkan permukaan air laut dan mengakibatkan daratan semakin tenggelam.
Pada 2015 kemarin, gunung es yang pecah ukurannya 225 mil persegi atau 580 kilometer persegi itu terpisah dari gletser bernama Pine Island di wilayah barat Antartika. Melalui pantauan dari satelit, ilmuwan mulai mendapatkan titik terang mengenai kenapa gunung es raksasa itu bisa terpisah.
Bukti yang ditemukan berupa ada keretakan di bagian paling dasar lapisan es. Hal itu menunjukkan, gletser pecah secara luas dari dalam ke luar. Hasil pengukuran menunjukkan kedalaman keretakan itu hampir mencapai 20 mil atau 30 kilometer. Ahli gletser dari Ohio State University, Amerika Serikat, Ian Howat mengatakan saat ini ilmuwan sudah menyadari lapisan es di Antartika barat memang tak lama lagi akan mencair, namun kapas mencairnya es di area itu yang belum bisa diprediksi ilmuwan.
“Hal ini memberikan gambaran pecahnya gletser menambah probabilitas mengenai keruntuhan signifikan Antartika barat dalam kehidupan kita," ucap Ian, yang dikutip dari Live Science, Rabu 30 November 2016.
Howat yang memimpin dari studi pecahnya gletser di Antartika ini, melihat keretakan menyebar dari dasar es yang berangsur-angsur menyebar ke permukaan selama dua tahun dan puncak pecahnya terjadi pada 2015 kemarin. Pecahnya gletser terbesar di Antartika itu menjadi tanda lapisan es mencair.
Bahkan dalam studinya, Howat menyebutkan, lapisan es yang membeku di Antartika barat itu bisa saja runtuh dalam 100 tahun ke depan. Jika itu terjadi, bisa mempengaruhi naiknya permukaan air laut hampir tiga meter ke seluruh dunia.
Ilmuwan mengatakan, apa yang terjadi di Antartika barat ini serupa dengan kejadian di lapisan es di Greenland, yang mana air lautnya bisa merembes ke daratan karena melelehnya es di area tersebut.
Pecahnya gletser Pine Island, kata Howat, karena lapisan esnya mulai menipis dan melemah dari hari ke hari. Sehingga, memberi kemungkinan untuk pecah dari dampak kondisi laut yang memanas.
Meski telah dibantu dari pantauan dari satelit, namun Howat mengungkapkan, timnya perlu ada memantau dari jarak dekat, yakni dari jalur darat atau udara. Sebab, dengan terus mencairnya gletser di lapisan es Antartika barat,10 persennya mengalir ke laut.
"Kita perlu memahami bagaimana persisnya pecahan ini terbentuk dan apa artinya bagi stabilitas es. Kami masih terbatas soal informasi apa yang bisa kita dapatkan dari luar angkasa, jadi ini berarti menargetkan kampanye udara dan lapangan untuk mengumpulkan pengamatan yang lebih rinci," jelasnya.
Studi mengenai alasan pecahnya gunung es di gletser Pine Island di Antartika barat dan potensi naiknya air permukaan laut ini dipublikasikan secara online dalam jurnal Geophysical Research Letters pada 28 November 2016.
(ren)