Bangunan Apung Pertama di RI Ada di Semarang
VIVA.co.id – Menteri Perkerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono meresmikan bangunan apung di kampung Tambak Lorok Semarang, Jawa Tengah, Jumat, 25 November 2016. Bangunan yang diberi nama Balai Apung tersebut kini menjadi proyek bangunan apung pertama Indonesia.
Bangunan apung Tambak Lorok diinisiasi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR. Balai apung ini berdiri di atas lahan tambak warga seluas 10 meter x 14 meter yang menjadi wahana apung. Bangunan ini difungsikan sebagai perpustakaan dan rumah baca masyarakat pesisir pantai tersebut.
Menteri Basuki menyatakan, proyek bangunan apung Tambak Lorok merupakan fokus Kementerian PUPR sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo. Infrastruktur bangunan sendiri didesain sebagai langkah awal mewujudkan kampung apung bahari atau kampung maritim di pesisir Utara Semarang. Di mana selama ini kawasan itu mengalami deformasi tanah yang cukup signifikan.
"Jadi ini rumah contoh atau prototipe bangunan apung. Saat ini difungsikan sebagai perpustakaan. Tujuannya untuk taman baca anak-anak, orangtua agar lebih banyak informasi soal bahari, " kata Basuki di sela-sela peresmian.
Selain itu, melalui inovasi bangunan apung tersebut, ia berharap akan menjadi langkah awal meningkatkan inovasi di bidang infrastruktur.
"Paling tidak di 2017 harapannya Tambak Lorok jadi perkampungan layak huni dan pecontohan kampung bahari. Tentunya peran pemerintah kota sangat penting dan kami hanya mendukung, " ujarnya.
Untuk kontruksi bangunan perpustakaan apung sendiri dibangun selam satu tahun dengan bahan sterrofoam dan beton. Teknologi apung ini pun dikembangkan dengan sistem Modular Wahana Apung (Simowa) yang ramah lingkungan. Bangunan ini juga dilengkapi self energy dengan menggunakan solar panel berkapasitas 1.000 watt.
Selain dapat memenuhi kebutuhan air bersih, bangunan ini juga dipasang destilator sebagai pengubah air laut menjadi air bersih. Sedangkan untuk pembuangan menggunakan biofil yang merupakan teknologi terkini.
Inovasi bangunan apung di kampung Tambak Lorok merupakan alternatif infrastruktur mengingat kondisi kawasan yang terus mengalami penurunan permukaan tanah tiap tahunnya. Kawasan ini juga menjadi langganan banjir rob yang menjadi momok masyarakat kampung nelayan di Semarang.