RI Tawarkan Revitalisasi Rel ke Jepang, Bukan Kereta Cepat
- japantravelinfo.com
VIVA.co.id – Kementerian Perhubungan meluruskan wacana mengenai proyek kereta kecepatan tinggi rute Jakarta-Surabaya. Ternyata, yang selama ini direncanakan pemerintah dan akan ditawarkan ke pihak Jepang hanya revitalisasi jalur kereta kecepatan normal yang saat ini telah ada.
Hal ini diungkapkan oleh Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Prasetyo Boeditjahjono. Ia juga menjelaskan bahwa dalam Undang-Undang (UU) Perkeretaapian tahun 2007, hanya ada dua istilah kereta api yang dimaksudkan.
"Kalau mau sesuai dengan undang-undang itu, maka hanya ada dua istilah, pertama kereta dengan kecepatan normal, dan kedua kereta cepat jika di atas 200 km/jam," kata Prasetyo di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu 23 November 2016.
Prasetyo mengatakan, konsep proyek kereta yang akan ditawarkan ke pihak Jepang tersebut sebenarnya lebih kepada revitalisasi jalur kereta yang saat ini ada, agar kecepatan kereta bisa lebih optimal. Direncanakan, rute Jakarta-Surabaya ini nantinya akan dilalui kereta api, dengan kecepatan hingga mencapai 150 km/jam.
"Jadi lebih tepat itu disebutnya kereta dipercepat, dengan berhenti di Semarang, Jakarta-Surabaya bisa 5-6 jam, jadi kompetitif dengan pesawat," kata Prasetyo.
Menurut dia, saat ini Kementerian Koordinator Kemaritiman tengah menyelesaikan konsep revitalisasi jalur kereta Jakarta-Surabaya itu. Nantinya, konsep ini akan ditawarkan ke Jepang untuk kemudian ditindak lanjuti dengan feasibility study (studi kelayakan).
Diketahui, dengan penawaran proyek revitalisasi jalur kereta ke pihak Jepang ini, kemungkinan akan ada kereta buatan Jepang yang melintas sepanjang jalur rel utara Pulau Jawa.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, proyek revitalisasi jalur kereta Jakarta-Surabaya ini akan dikerjakan oleh Jepang. Proyek ini dinilai memiliki dampak ekonomi yang sangat luar biasa dan akan dikerjakan pada kuartal I 2017.
Proyek tersebut lanjut luhut, akan menggunakan jalur kereta yang sudah ada, dan hanya memperkuat bantalan rel. Kemudian, dari seluruh perlintasan sebidang akan ditutup dan dibuatkan jalur di bawah rel. Proyek ini diperkirakan memakan investasi sebesar US$2,5-US$3 miliar atau setara Rp38,9 triliun.
(mus)