Studi: Remaja Konsumsi Satu Bak Mandi Minuman Manis Setahun
VIVA.co.id – Minuman manis atau kalengan, jika dikonsumsi terlalu banyak akan menimbulkan masalah kesehatan. Siapa sangka, remaja sekarang kerap mengkonsumsi minuman manis, bahkan seukuran satu bak mandi.
Remaja berusia 11 sampai 18 tahun diklaim telah mengkonsumsi minuman ringan manis (soft drink) setiap tahunnya sebanyak 234 kaleng. Jumlah ini hampir sama dengan satu bak mandi terisi penuh.Â
Tidak hanya remaja, anak-anak berusia empat sampai 10 tahun pun mengkonsumsi minuman ringan. Jumlahnya setengah dari yang dikonsumsi remaja. Sedangkan anak usia balita kerap mengkonsumsi sepertiga dari jumlah konsumsi remaja.
Angka ini terungkap berkat laporan yang dilakukan oleh Cancer Research di Inggris. Padahal konsumsi soft drink kerap dihubungkan dengan penyakit kanker dan diabetes. Demikian dikutip dari Telegrap.co.uk, Rabu, 23 November 2016.
Di bulan Maret, pemerintah Inggris telah berniat untuk mengenakan pajak untuk minuman ringan yang dilengkapi gula. Dalam rencana tersebut, minuman dengan kandungan gula 5 gram per 100 mililiter akan dikenakan pajak rendah, sedangkan kandungan lebih dari 8 gram per 100 mililiter akan dikenakan lebih tinggi.Â
Ini artinya, harga minuman ringan akan naik sekitar 18 sampai 24 persen. Namun pengenaan pajak ini tidak akan berlaku untuk minuman jus yang tidak ditambahkan gula. Sedangkan untuk susu akan dikenakan pajak, bergantung pada kandungan kalsium yang dimiliki.Â
Diketahui, satu kaleng Coca Cola berukuran 330 mililiter mengandung 35 gram gula. Ini melebihi ukuran maksimum yang direkomendasikan pemerintah. Untuk anak usia lima tahun, konsumsi gula hanya sekitar 19 gram per hari, sedangkan untuk anak di atas umur 11 tahun sekitar 30 gram per hari.
"Ini merupakan temuan yang cukup mengejutkan. Mereka mengkonsumsi tiga kaleng minuman ringan manis setiap harinya, melebihi takaran yang diperbolehkan National Diet and Nutrition Survey," ujar Alison Cox, Direktur Pencegahan dari Cancer Research UK.
Menurut Alison, selain mengenakan pajak dan mengurangi kandungan gula pada makanan, pemerintah juga seharusnya menutup jalan masuk makanan dan minuman ringan tersebut.
"Pemerintah bisa melakukan hal yang lebih lagi untuk masa depan generasi ini, dengan cara membatasi penayangan iklan makanan dan minuman sampah di televisi, atau ditayangkan di jam malam saja," ujar Alison.