Pengelola Badan Layanan Umum Perlu Jiwa Entrepreneurship
- VIVA.co.id/Chandra G. Asmara
VIVA.co.id – Pengusaha kawakan Chairul Tanjung mengaku mendapat mandat khusus dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat mejadi pembicara dalam rapat koordinasi Badan Layanan Umum yang berlangsung di Aula Dhanapala, kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta.
Â
Mandat yang diberikan, adalah bagaimana menularkan spirit kewirausahaan dalam tanda kutip, agar pola pikir para pengelola Badan Layanan Umum (BLU) mampu menjadi lebih efisien dan inovatif. Namun, ia tidak ingin BLU justru memiliki pemikiran layaknya sebuah perusahaan.
Â
"Karena kalau menjadi pengusaha beneran, bisa bahaya. Tidak boleh betul-betul menjadi pengusaha. Jadi, pengusaha dalam tanda kutip," ujar CT, sapaan akrab Chairul Tanjung, Selasa 22 November 2016.
Â
Menurut CT, pola pikir para pengelola BLU harus seperti entrepreneur, yang tidak hanya ingin mendapatkan uang semata, melainkan juga mampu memberikan kontribusi kepada negara. Apalagi, alokasi anggaran yang terbatas pun juga menjadi kendala.
Â
"Jadi agak diputer sedikit otaknya. Dengan anggaran yang terbatas, harus pintar dipilih-pilih yang layak secara ekonomi dan finansial," ujarnya menambahkan.
Â
Menurut mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu, ada beberapa ciri-ciri entrepreneurship. Mulai dari mereka yang bisa membaca peluang. Baik itu peluang yang muncul secara tiba-tiba, maupun bagaimana menciptakan peluang itu ada.
Â
Kemudian, prinsip kedisiplinan pun harus dikedepankan. "Lalu result oriented. Pemerintah harus lihat proses secara jelas. Di swasta proses tidak penting, yang penting hasil. Tetapi di pemerintahan proses penting, result harus baik," ujarnya menjelaskan.
Â
Di samping itu, inovatif dan bisa membaca kemajuan masa depan pun harus dimiliki oleh entrepreneurship sejati. Karena dengan hal tersebut, tentu mampu membuat pengusaha tersebut beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Â
"Dan perfeksionis. Tidak mau kalah dengan siapa pun," kata CT.
(mus)
Â