Mengapa Hanya Jari yang Keriput Saat Basah?

Ilustrasi pergelangan tangan
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Ada yang menarik dan khas dari respons kulit jari dan telapak tangan maupun kaki manusia. Kulit pada area itu akan mengalami keriput, saat berendam lama di air. Menariknya, hanya pada dua bagian kulit tersebut yang berkeriput. Sementara itu, kulit di bagian tubuh lain tak berkeriput. 

Beberapa orang berpikir, hal itu terjadi, karena ada reaksi biokimia, yaitu proses osmotik yang menangkap beberapa senyawa pada bagian kulit, sehingga membuat jari dan telapak menjadi kering. 

Namun, sejatinya sejak seabad lalu, ilmuwan telah menyadari keriput kulit jari, saat berendam lama bukan karena reaksi yang sesederhana osmosis.

Dikutip dari BBC, Senin 21 November 2016, komunitas ilmiah memang telah sepakat penyebab keriput jari dan telapak kaki manusia terkait fungsi sistem saraf khusus, yaitu sistem saraf simpatik. Sistem saraf ini yang memunculkan respons kerutan. Kesimpulan itu muncul, setelah ahli bedah mempelajari sistem saraf tersebut. 

Jika saraf tertentu yang menghubungkan jari dipotong, respons kerutan akan hilang. Dengan demikian, komunitas ilmiah telah memahami respons kerutan dikaitkan untuk menentukan apakah sistem saraf simpatik berfungsi, atau tidak.

Meski telah ada kesepakatan tentang sebab keriput jari, tetapi peneliti masih berdebat soal gagasan respons keriput telah mengalami evolusi dan beradaptasi.

Salah satu yang berpikir kerutan jari dan telapak itu, karena proses adaptasi, yaitu pakar saraf 2AI Labs, Mark Changizi. Dalam studinya pada 2011, Changizi dan timnya menemukan bukti keriput jari memang bertindak seperti tapak hujan, yaitu penyaluran air dari jari tangan dan kaki selama kondisi basah. 

Tim itu berkesimpulan, keriput yang dihasilkan dari paparan air dianggap sama dengan sistem drainase sungai manual. Tim mengatakan, dalam sistem kerja daerah aliran sungai, beberapa aliran akan bergabung dengan saluran yang lebih besar dan akhirnya membuang air ke sungai utama.

Yang Lain Anjlok akibat COVID-19, Jumlah Penelitian Malah Melonjak

Untuk melihat apakah keriput jari primata punya fitur yang mirip dengan lembah sungai, tim menganalisis foto pada 28 jari manusia. Tim Changizi menemukan, keriput jari punya formasi terbalik persis seperti drainase sungai. 

Pola terbalik dari sistem DAS ini dikatakan masuk akal. Saluran pada keriput jari bertujuan untuk memaksa air yang masuk agar pergi. 

Jangan Terkecoh oleh Jambul Hewan Ini

Di luar penelitian tim Changizi, ada dua penelitian lain yang dilakukan pada 2013, dan dua penelitian pada 2014, untuk menganalisis keriput jari. Penelitian pada 2013, oleh ahli saraf Inggris, menunjukkan bukti, keriput jari membantu orang memanipulasi benda basah. Sementara itu, studi peneliti Jerman pada 2014, menunjukkan hasil sebaliknya dari peneliti tim ahli saraf Inggris. 

Terkait dengan hal itu, Tim Changizi mengatakan, respons keriput jari atas kondisi basah bisa dimanfaatkan untuk mendukung posisi badan seseorang. misalnya saat dia berdiri, atau saat menyelam. (asp)

Virus Corona Tetap Hidup di Ruangan yang Tak Berventilasi
Ilustrasi dokter/rumah sakit.

Dokter Indonesia Dapat Kesempatan Berkarier di Korea

Para profesional medis atau dokter mendapat peluang untuk menjajaki karier di Korea dan Indonesia. Posisi yang terbuka mencakup tiga aspek industri perawatan kesehatan.

img_title
VIVA.co.id
4 Oktober 2023