Harapan Lembaga Sensor Film di Usia Satu Abad
- Bobby Agung/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Lembaga penyeleksi film luar dan dalam negeri yang ditayangkan di Indonesia, Lembaga Sensor Film (LSF), hari ini merayakan ulang tahunnya yang ke-100. Satu abad perjalanan LSF, banyak pula cerita yang telah tersirat.
Ketua LSF Ahmad Yani Basuki menceritakan perjalanan lembaganya telah menyiratkan banyak hal mengenai dunia perfilman dalam kehidupan bangsa dan negara. Banyak hal yang mampu dilakukan sebuah film terhadap keberlangsungan umat.
"100 tahun LSF jatuh pada 18 Maret 2016, tapi kita merayakannya hari ini karena momennya baru sesuai. Perjalanan panjang LSF, memiliki peran besar dalam menyiratkan kaitan film dalam kehidupan bangsa dan negara," ujar Yani, di Auditorium Gedung Film, Jakarta, Jumat, 18 November 2016.
Peran film dalam masyarakat menurutnya, tak hanya sebatas hiburan saja, namun juga berkaitan dengan unsur edukasi. Yani menegaskan bahwa kedua hal tersebut takkan pernah lepas dan bakal terus beriringan.
"Film memiliki peran dalam meningkatkan taraf kehidupan bangsa baik, dari pengikatan kecerdasan serta alat penetrasi kebudayaan," ungkap dirinya.
Dia pun menegaskan, peran negara terhadap film sangatlah krusial. Dalam memajukan industri tersebut, Yani tak pernah meluputkan nama-nama sejumlah pihak yang telah membantu, termasuk pemerintah.
"Adanya sejumlah pihak yang membantu, mampu menaikkan kualitas film. Hal ini tak lepas dari pemerintah yang senantiasa hadir dalam industri perfilman," kata Yani.
Ke depannya, dia beserta LSF berkomitmen akan selalu bertugas sesuai kapasitasnya, yakni memberikan regulasi bagi film-film yang bakal tayang di Indonesia. Itu dilakukan sebagai wujud komitmennya terhadap industri perfilman tanah air.
"Keberadaan LSF merupakan wujud komitmen kehadiran negara dalam, melindungi masyarakat dari hal negatif dalam film melalui sensor," ujarnya.
Selain melakukan perayaan, momentum itu juga digunakan untuk merilis buku berjudul Bungai Rampai: 100 Tahun Sensor Film di Indonesia. Momen peresmiannya dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.