PLN Cuma Mampu Garap 26 Ribu MW Pembangkit Baru Hingga 2019
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA.co.id – Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara, Sofyan Basir mengatakan, proyek listrik 35 ribu megawatt terus dilanjutkan meski target tidak tercapai pada 2019, alias dimundurkan.
Sofyan mengaku masih optimistis, pihaknya mampu menyelesaikan pembangunan pembangkit hingga 26 ribu MW pada target tersebut.
"Jadi, kami diminta oleh Pak Jonan (menteri ESDM) itu kan minimal 19 ribu MW untuk 2019. Tetapi, kami bisa siap sampai 26 ribu MW," kata Sofyan di kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Jakarta, Jumat 18 November 2016.
Ia mengatakan, angka tersebut dapat dicapai dengan menyelesaikan proyek Fast Track Program yang dibangun pada masa pemerintahan sebelumnya, yaitu pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Iya (termasuk dengan proyek FTP)," kata mantan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia itu.
Ia menjelaskan, pemerintah berani memasang angka 35 ribu MW tersebut, karena memakai asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 yang mencapai kisaran 7 - 8 persen.
Sementara itu, lanjut dia, pada 2015 lalu, pertumbuhan ekonomi hanya 4,8 persen, lalu 2016 sekitar lima persen, kemudian pada 2017 sebesar 5,1 persen
"Tadinya kan (asumsinya) 7 - 8 persen (2019). Kalau kamu jadi Dirut PLN, sudah tahu pertumbuhan ekonomi kayak begitu, apa mau bertahan sampai nanti saatnya negara jadi rugi, karena kena take or pay? Apa kamu harus berfikir perlahan-lahan membangunnya, supaya sama dengan pertumbuhan ekonomi? Betul enggak," kata dia.
Untuk itu, kata dia, PLN masih berupaya mencapai angka pembangunan proyek listrik pada 2019 menjadi 26 ribu MW. Sementara itu, ketetapan menteri ESDM yang menetapkan pembangunan minimal sebesar 19 ribu MW akan terus dikejar oleh pihaknya.
"Yang diomongin Pak Jonan (menteri ESDM), minimal 19 ribu MW. Kita akan kejar," kata dia. (asp)