ESDM: Subsidi Listrik Dicabut Kemiskinan Tak Tambah
- ANTARA FOTO/Saptono
VIVA.co.id – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan, dengan adanya pencabutan subsidi listrik bagi Rumah Tangga Mampu berdaya 900 Volt Ampere tidak akan menambah angka kemiskinan. Hal itu sudah menjadi pertimbangan pemerintah dalam menentukan kebijakan.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman mengatakan, pihaknya telah melakukan hitung-hitungan yang pasti, sehingga dampak dari pencabutan subsidi tersebut tidak begitu besar bagi masyarakat. Selain itu, pencabutan subsidi dipastikan tidak menambah angka kemiskinan.
"Memang memberi pengaruh pada pengeluaran, tetapi dampaknya tidak terlalu besar hanya sekitar 2,3 persen terhadap pengeluaran. Sehingga, diharapkan memang ada pengaruh, tetapi kecil saja," kata Jarman di kantornya, Jumat 18 November 2016.Â
Ia mengatakan, dengan adanya pengurangan subsidi pada tahun ini, maka anggaran tersebut dapat dialihkan kepada pembangunan infrastruktur bagi masyarakat yang belum mendapatkan akses kelistrikan. Hitung-hitungan pun, lanjut dia, sudah memperhitungkan dampaknya kepada inflasi.Â
"Tetapi, juga sudah bicarakan dalam inflasi. Ini, masih masuk dalam hal hal yang dapat di manage-lah," kata dia.Â
Ia menerangkan, penerapan subsidi listrik tepat sasaran itu, justru menghemat penggunaan anggaran negara untuk subsidi. Anggaran hasil penghematan dari subsidi listrik tepat sasaran akan memberikan ruang fiskal yang lebih leluasa bagi pemerintah untuk melaksanakan program pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.Â
“Kebutuhan subsidi listrik tahun 2017 di alokasikan sebesar Rp44,98 triliun. Angka ini, menurun dari kebutuhan subsidi listrik tahun 2016, yang sebesar Rp65,15 triliun‚" jelas Jarman. (asp)