Ruang Pelonggaran Kebijakan Moneter BI Makin Tipis
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA.co.id – Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia telah memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate di level 4,75 persen, dengan suku bunga deposito tetap di level empat persen, dan suku bunga pinjaman tetap di level 5,5 persen.
Padahal sebelumnya, stance (sikap) kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) adalah bias longgar, yang artinya kemungkinan untuk kembali melonggarkan arah kebijakan moneter terbuka lebar. Meski begitu, seiring dengan ketidakpastian global, ruang BI untuk melakukan hal tersebut justru semakin tipis.
"Kami sekarang menjaga stabilitas, dan mewaspadai eksternal. Kami melihat ruang pelonggaran moneter semakin tipis," ujar Gubernur BI, Agus Martowardojo, saat ditemui di Kompleks BI Jakarta, Jumat 18 November 2016.
Secara umum, Agus menjelaskan, kondisi perekonomian nasional memang cenderung stabil. Tercermin dari pertumbuhan ekonomi nasional yang masih mampu mencapai lima persen, laju inflasi yang relatif terjaga, serta transaksi berjalan yang semakin membaik.
Namun, bank sentral pun tetap mempertimbangkan gejolak eksternal yang terjadi pada perekonomian global. Utamanya, sentimen dari terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, yang semakin memberikan ketidakpastian global.
Menurut mantan Menteri Keuangan tersebut, fokus BI ke depan adalah bagaimana menjaga stabilitas perekonomian nasional, agar tak rentan akan sentimen negatif yang diberikan dari faktor eksternal. Ini pun menjadi landasan utama, BI menahan tingkat suku bunga acuan.
"Kondisi eksternal perlu hati-hati. Jadi kalau bicara fokus, yaitu pada stabilisasi dan ruang untuk pelonggaran moneter semakin tipis," tegas Agus.
(ren)