Ini Dua Kebijakan Trump yang Ditakuti Pasar
- REUTERS/Mike Segar
VIVA.co.id – Setelah Donald Trump terpilih menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat, pelaku pasar dan investor seluruh dunia, termasuk Indonesia saat ini tengah menunggu implementasi kebijakan yang akan diambil Trump. Sebab, kebijakan tersebut akan memengaruhi ekonomi global.
Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri memandang, pelaku pasar dan investor saat ini sedang mencermati dua kebijakan utama Trump, yang digalakkan pada saat kampanye. Di antaranya, pemangkasan tarif pajak dan hubungan perdagangan antara AS dengan Tiongkok.
Chatib menjelaskan, pemangkasan tarif pajak digunakan sebagai upaya untuk mendorong perekonomian negara, agar menjadi lebih cepat. Ia memandang, hal ini merupakan risiko bagi investor, karena akan membuat penerimaan pajak turun.
Jika belanja negara digenjot lebih besar, artinya defisit anggaran melebar. Pemerintah AS harus menarik utang yang besar untuk menutupi belanja melalui obligasi.
"Permintaan obliogasi yang meningkat, akan membuat tingkat bunga AS akan naik," ujar Chatib di Kempinski Ballroom Jakarta, Rabu 16 November 2016.
Jika kondisi tersebut terjadi, menurutnya, akan menimbulkan sedikit gejolak di pasar keuangan, di mana likuiditas akan kembali ke AS, dan mendorong penguatan yang cukup siginifikan pada dolar AS.
Sementara itu, mata uang di berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia akan melemah. Sedangkan terkait dengan arah kebijakan perdagangan dengan Tiongkok, dinilai juga berbahaya.
Sebab, kata Chatib, untuk kali pertama, pertumbuhan perdagangan dunia lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi, di mana Tiongkok menjadi negara pemasok barang terbesar di dunia. Jika Trump menerapkan kebijakan tersebut, Tiongkok akan kehilangan pasar. (asp)