Carmanita Ciptakan Pewarna Batik dari Limbah Pasar
- VIVA.co.id/Linda Hasibuan
VIVA.co.id – Batik merupakan salah satu jenis wastra Nusantara yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Kehadiran batik kini telah menjadi pasar besar bagi pengrajin dan desainer.
Dari peluang tersebut mereka memanfaatkan banyak inovasi terbaru guna memberi daya tarik tersendiri. Hal ini pula yang melatarbelakangi desainer Carmanita. Belum lama ini, wanita kelahiran tahun 1956 tersebut melakukan terobosan dengan membuat pewarnaan batik dari sisa limbah pasar.
"Saya pernah membuat pewarnaan batik dari sisa limbah pasar dan itu kerja sama dengan Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Jerman. Sekitar 6 juta euro mereka menyiapkan dana untuk IKM (Industri Kecil dan Menengah) Indonesia membuat batik," ujar Carmanita kepada VIVA.co.id, saat ditemui pada acara Kenal Lebih Dekat Dengan Carmanita di Alun-Alun Indonesia, Jakarta Pusat, Senin, 14 November 2016.
Dia menambahkan, inovasi tersebut merupakan binaan dari Jerman. Itu karena Jerman sudah tidak lagi mengeluarkan pewarna tekstil berbahan kimia yang dianggap dapat menyebabkan pemanasan global.
"Perlu diketahui, Jerman sendiri sudah tidak mengeluarkan pewarna teksil berbahan kimia karena menyebabkan global warming. Jadi, selama ini kita dapat pewarnaan tekstil dari China dan India yang bahannya kimia," katanya.
Sementara limbah-limbah pasar yang digunakan untuk pewarna alami, seperti sisa sayur dan buah yang telah busuk. Selanjutnya, limbah-limbah tersebut diolah menjadi pewarna batik.