Menperin: Kawasan Industri Solusi Cepat Izin Investasi
- VIVA.co.id/Purna Karyanto
VIVA.co.id – Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto menyatakan prioritas sektor industri dilakukan dengan pengembangan kawasan-kawasan terintegrasi. Salah satu yang dibangun pemerintah adalah Kawasan Industri Kendal (KIK) di Jawa Tengah.
Airlangga menyebut kawasan industri dibangun dengan tujuan memperbaiki tata ruang dan mempermudah investor dalam menanamkan investasinya di daerah. Kemudahan ini salah satunya terkait perizinan yang banyak dikeluhkan investor karena memakan waktu lama.
"Maka kemudahan izin akan diwujudkan, Â termasuk KIK Kendal ini izin tiga jam bisa dilakukan, sesuai dengan harapan pak Presiden, " kata Airlangga di Semarang, Jawa Tengah, Minggu 13 November 2016.
Lebih detail, Menperin membeberkan kemudahan izin di kawasan industri mulai dari konfirmasi nama PT, NPWP serta izin mendirikan bangunan. Pengembangan kawasan industri di Kendal bahkan telah menjadi prioritas yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsein Loong dijadwalkan akan hadir dalam peresmian KIK pada Senin, 14 November 2016.
"Saat ini, KIK sudah ada 20 perusahaan yang masuk dengan nilai investasi Rp4,3 triliun. Dari 20 perusahaan itu 4.000 tenaga kerja akan terserap. Targetnya nanti 500 ribu tenaga kerja, " ujar Airlangga.
Airlangga pun meyakini, KIK Kendal akan memberikan sumbangsih besar bagi ekonomi nasional. Tak menyebut berapa persentase, namun di tahap pertama target investasinya mencapai Rp130 triliun.
"Kalau tahap kedua bisa berjalan, maka investasinya bisa double. Ini menggeser industri di Jabodetabek yang sudah padat. Maka Jateng bisa jadi alternatif dengan industri berbasis ekspor tapi yang butuh banyak menyerap tenaga kerja," ujarnya.
Saat ini, para pelaku industri yang sudah berinvestasi di KIK berasal dari Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Jepang dengan berbagai sektor, seperti furnitur, makanan, dan baja. Perusahaan tersebut diantaranya PT Tat Wai Industries, PT APP Timber, PT Praya, PT Ganfa Sugih Arthaboga, dan Steel Fabricator Company.
Terkait lalu lintas perdagangan dan industri ke sejumlah negara, KIK akan memanfaatkan jalur laut lewat Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Namun tak menutup kemungkinan, ke depan juga menggunakan Pelabuhan Kendal.
Pengiriman dari Tanjung Emas ke Singapura diklaim hanya memakan waktu lima hari.
"Mungkin kalau jumlah industri sudah 40-50 persen, baru bisa fleksibel. Saat ini Pelabuhan Kendal masih dibuatkan studi. Lagipula kedalaman pelabuhannya masih harus menjorok lebih jauh. Mungkin ini bisa terjadi tiga hingga empat tahun ke depan," imbuhnya.
(ren)