Posisi RI Terhadap Trans Pasific Partnership Belum Final

Ilustrasi industri logistik
Sumber :
  • eolaspecialtyfoods.com

VIVA.co.id – Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat ke 45, dikhawatirkan akan mengubah arah kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh negeri Paman Sam tersebut.
 
Sikap proteksionis yang ditujukan Presiden dari Partai Republik itu, dikhawatirkan akan memunculkan kebijakan-kebijakan yang memengaruhi perjanjian ekonomi di bidang perdagangan seperti Trans Pasific Partnership (TPP).
 
Sampai saat ini, kesebelas negara anggota pun belum menyelesaikan ratifikasi yang sempat dipercepat oleh Presiden AS Barrack Obama, untuk segera menerapkan pakta perdagangan bebas tersebut.
 
AS di era Trump, dikhawatirkan akan kembali melakukan perundingan terkait hal itu. Meskipun negeri adi daya itu hanya anggota, namun pangsa pasar yang menggiurkan di beberapa wilayah AS, membuat negara tersebut memiliki kekuatan di TPP.
 
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan, posisi Indonesia dalam pakta perdagangan internasional itu, saat ini belum ditentukan. Pemerintah, masih menghitung untung rugi jika bergabung dalam TPP.
 
"Kita baru tahap mengatakan, 'tentu bermaksud ikut, setelah mempelajari'," ungkap Darmin, saat ditemui di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis 10 November 2016.
 
Deputi Bidang Koordinasi Kerja sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Affandi Lukman menyatakan, pemerintah Indonesia masih menunggu arah kebijakan Trump setelah dilantik.
 
"Terlalu cepat untuk menyikapinya saat ini. Mereka, tentu akan ada pertemuan lanjutan dengan negara anggota. Sikap Amerika seperti apa, 11 negara lainnya seperti apa, pasti ada sikap," katanya. (asp)

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal Perekonomian