Lahan Budidaya Ikan di Laut Indonesia Masih Luas
VIVA.co.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya merencanakan pembangunan budidaya ikan, dengan metode keramba jaring apung lepas pantai, atau KJA offshore pada 2017. Budidaya tersebut akan dilakukan di tiga lokasi, yakni Karimun Jawa Provinsi Jawa Tengah, Pantai selatan Jawa, dan Sabang Provinsi Aceh.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan, pembangunan KJA offshore ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan potensi lahan budidaya laut di Indonesia.
"Saat ini, potensi yang tergarap baru dua persen, atau sekitar 281 ribu hektare dari total potensi budidaya laut sebesar 12,08 juta hektare," kata Slamet, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis 10 November 2016.
Ia menyebutkan, ada tujuh manfaat pembangunan KJA offshore, yaitu untuk meningkatkan pemanfaatan lahan, meningkatkan produksi ikan budidaya, diseminasi teknologi budidaya ikan modern lepas pantai kepada masyarakat.
Kemudian, memberikan peluang usaha baru bagi masyarakat melalui segmentasi usaha dalam melakukan penggelondongan benih ikan kakap putih dari ukuran 10 gram menjadi ukuran 100 gram per ekor (siap tebar).
Lalu, pemanfaatan tambak-tambak idle (menganggur) untuk usaha penggelondongan benih, penyerapan tenaga kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
"Efek positif dari pembangunan KJA offshore ini cukup banyak, termasuk meningkatkan perekonomian daerah, dan mendorong terciptanya industri budidaya ikan secara berkelanjutan," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini, sudah mulai proses identifikasi lokasi spesifik, penjajakan proses pengadaan barang dan mekanisme pengelolaan. KJA offshore dari ketiga unit tersebut, ia katakan akan memberikan kontribusi produksi industri perikanan sebesar 1.600 ton.
"Kita harapkan, dengan adanya pembangunan KJA offshore ini, akan mendorong munculnya industri perikanan yang maju dan terintegrasi dengan tetap mengedepankan keberlanjutan dan keberpihakan kepada masyarakat," tambahnya. (asp)