Ini 5 Negara Termiskin dan Tidak Aman di Dunia
- BusinessInsider
VIVA.co.id – The Legatum Institute, sebuah lembaga penelitian yang berbasis di London merilis hasil survei peringkat negara paling makmur di dunia.
Dilansir dari CNBC, Senin 7 November 2016, jika soal kemakmuran mungkin sebagian besar akan berbicara tentang uang. Namun Legatum Institute berpikir ada lebih dari itu. Lembaga ini membandingkan 104 variabel yang terpisah untuk membuat daftarnya.
Variabel-variabel ini mencakup indikator seperti produk domestik bruto per kapita dan jumlah orang dalam pekerjaan penuh waktu, tetapi juga daerah yang lebih menarik seperti toleransi sosial dan seberapa baik internet di negara tersebut.
Variabel kemudian dibagi menjadi sembilan subindexes: kualitas ekonomi, lingkungan, bisnis, pemerintahan, pendidikan, kesehatan, keselamatan dan keamanan, kebebasan berpendapat, modal sosial, dan lingkungan alam.
Berikut ini adalah negara-negara yang berada di peringkat paling bawah. Mereka umumnya kurang dari segi pemerintah, keamanan, kemakmuran dan sistem pendidikan.
5. Republik Demokratik Kongo
Warga di Republik Demokratik Kongo menempati peringkat sebagai negara yang paling tidak aman kedua berdasarkan Prosperity Index.
4. Sudan
Posisi Sudan jatuh dari peringkat 134 pada tahun lalu menjadi 145 pada tahun ini, sebagai negara dengan angka kemakmuran yang rendah.
3. Republik Afrika Tengah
Seperti namanya, negara ini terletak di jantung Afrika. Negara ini telah meningkatkan posisinya dari paling tidak sejahtera pada 2015.
2. Afghanistan
Negara yang dilanda perang selama puluhan tahun, tidak mengherankan jika Afghanistan menempati peringkat kebebasan paling terburuk dari semua negara yang disurvei, dan ketiga terburuk bagi pemerintahan.
1. Yaman
Negara ini hancur oleh perang sipil, Yaman berada di posisi terakhir sub index ekonomi, kewirausahaan, dan pemerintahan.
Sri Mulyani Minta Negara Maju Bantu Ringankan Beban Utang Negara Miskin
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyarankan negara maju dapat mendukung Pandemic Fund melalui Debt-for-Health Swaps atau tukar untang untuk kesehatan.
