Android Makin Kokoh, BlackBerry dan Windows Phone Menghilang
- REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
VIVA.co.id – Perusahaan riset Strategy Analytics melaporkan kedigdayaan ponsel pintar bersistem operasi Android masih belum tergoyahkan pada kuartal ketiga 2016. Sistem operasi buatan Google tersebut masih kokoh di puncuk ‘singgasananya’, meski beberapa perusahaan teknologi mulai percaya diri melahirkan sistem operasi sendiri.
Strategy Analytics menyebutkan, Android mengalami pertumbuhan tahun ke tahun (YoY) mencapai 10,3 persen dengan total pengapalan smartphone, dari 298 juta menjadi 328,6 juta unit. Itu artinya, Android menguasai pasar sistem operasi secara global sampai 87,5 persen.
Sementara itu, pesaing Android, sistem operasi iOS pertumbuhan YoY turun hingga 5,3 persen. Padahal, Apple telah memperkuat keberadaan iOS dengan peluncuran iPhone 7 dan 7 Plus beberapa waktu lalu.
Direktur Strategy Analytics, Woody Oh, mengungkapkan, kepemimpinan Android pada pasar smartphone global tak tergoyahkan sama sekali. Terlebih, Android tersemat pada smartphone yang terjangkau, tetapi juga menarik minta para pembuat hardware, operator, dan konsumen di seluruh dunia.
"Beberapa tantangan yang dihadapi Android mungkin akan ada di masa depan, saat pasar sudah semakin penuh sesak dan kurang menguntungkannya kepada vendor terhadap perangkat Android-nya," ucap Woody sebagaimana diberitakan Neowin, Jumat 4 November 2016.
Mantapnya Android di urutan teratas, tak lain juga karena kehadiran smartphone Pixel yang dikeluarkan oleh Google, sehingga hegemoni Android masih nyaman di pasaran.
Secara keseluruhan, Strategy Analytics memaparkan Android menguasai pasar 87,5 persen, lalu diikuti dengan iOS dengan menguasai pangsa pasar 12,1 persen. Sementara itu, sistem operasi lainnya seperti Windows Phone dan BlackBerry tidak berkontribusi besar, hanya menyumbang 0,3 persen.
"Ponsel berbasis BlackBerry dan Windows Phone mulai berangsur menghilang karena pergeseran strategis. Sementara, Tizen (Samsung) dan platform dari negara berkembang lainnya produknya masih terbatas dan dukungan pengembangannya yang masih sederhana,"ucap Direktur Eksekutif Startegy Analytics, Niel Mawston.