Nurfadli, Komikus Webtoon Berpenghasilan Jutaan Rupiah
- VIVA.co.id/ Bimo Aria
VIVA.co.id – Kegiatan menggambar di atas kertas memang telah diminati oleh pria pemilik nama Nurfadli Mursyid sejak kecil. Di usianya yang masih di sekolah dasar, Fadli kala itu lebih sering sibuk dengan coretan-coretan gambarnya.
"Awalnya memang suka gambar, coret-coret, suka diomelin ibu karena buku pelajaran penuh gambar. Dari kecil sampai SMP, saya suka bikin cerita lucu buat teman-teman," kata dia kepada VIVA.co.id, di Kino Cafe, Jakarta Selatan, Kamis malam, 3 November 2016.
Hal ini pun terus berlanjut hingga ia melanjutkan kulaih di salah satu universitas di Makassar, Sulawesi Selatan. Uniknya, Fadli justru menjalankan kuliah sebagai mahasiswa teknik sipil, hal yang sangat jauh dari bakatnya.
"Dahulu saya itu kuliah teknik sipil, di teknik sipil saya merasa enggak nyambung sama jurusan itu, dan ngerasa salah jurusan lah. Isinya matematika, fisika hal yang saya hindari," ungkap dia.
Praktis selama kuliah di dalam kelas, aktivitasnya pun tak jauh berbeda dengan yang dilakukannya semasa kecil. Ketimbang mendengarkan materi yang disampaikan oleh dosen pengajar, ia mengaku lebih sering membuat gambar lucu dari wajah sang dosen.
Gambar-gambar ini pun ia bagikan ke teman-temannya. Fadli sendiri memiliki gambar yang cukup khas yakni sebuah tokoh dengan gambar sederhana, dan cerita komedi yang menggelitik.
Hingga suatu saat, salah seorang temannya menganjurkan untuk mengunggah karyanya di internet. Ia pun kemudian mengunggah karyanya ke Facebook. Namun, hasilnya pun masih belum seperti yang dibayangkan. "Yang baca ya teman-teman lagi," kata dia.
Masih belum menyerah, ia pun kemudian membuat sebuah blog. Dari blog inilah kemudian nama Tahilalats yang kini menjadi identitas bagi komik stripnya muncul.
"Asal mula Tahilalats dari sini. Dahulu kan suka baca blognya Bena Kribo, terus dia kribo. Terus saya apa ya, akhirnya saya cari oh iya tahi lalat karena saya punya banyak tahi lalat. Waktu itu pengennya nggak ada s-nya tapi sudah ada yang pakai," jelas dia.
Dari blog pribadinya tersebut, gambarnya pun masih tidak banyak mendapatkan respon dari pembaca. Hingga akhirnya ia mengunggah karyanya di sebuah forum online Indonesia yang cukup terkenal. Dari situ, karyanya mulai mendapat respons, mendapatkan komentar.
Mendapati hal itu, ia pun kian semangat menggarap karyanya. Jika sebelumnya hanya menghasilkan dua sampai tiga gambar seminggu, kini ia mulai rutin dan konsisten menuangkan gambarnya.
Ia pun beralih ke sebuah media sosial yang memang khusus untuk berbagi gambar. Menurutnya medium inilah yang paling pas sebagai etalase karyanya.
"Mulai dari situ banyak yang mention di akun saya dan bilang, 'Ini lo banget nih ke teman-temannya', dan akhirnya mulai banyak yang ngefollow," ungkap dia
Hal ini terus berlanjut hingga ia mendapatkan tawaran untuk membuat sebuah konten dari sebuah perusahaan di Jakarta. Dari situ namanya kian banyak dikenal. Hingga karyanya pun dilirik oleh Webtoon, dari platform berbagi pesan Line.
Ia sendiri mengatakan, selain harus konsisten, tantangan terbesarnya ialah ide pada cerita. "Tantangannya lebih ke ide sih, kan harus beda dari setiap episode harus twist dan punch line. Tantangannya kalau sebelum deadline dan belum ada ide." ujar dia.
Namun, kini ia telah mulai bisa menuai hasil dari karya dan kerja kerasnya sendiri. Orangtua, yang di awal sempat tidak percaya dengan jalan karier yang ditempuhnya kini mulai melihat hasil jerih payah dari komik Tahilalats buatannya. Ia pun mengatakan, bahwa karier sebagai komikus, jika terus ditekuni merupakan hal yang cukup menjanjikan.
"Menjanjikan sih, kalau berhasil nembus social media, harus tetap konsisten saja. Pendapatan sekarang mulai Rp3 juta-Rp15 juta per bulan," kata dia.
Ke depan, ia juga ingin mengembangkan bakatnya untuk membuat sebuah short movie, dan diunggah di YouTube.