Riset: Merokok Lebih 'Mematikan' dari Virus HIV
- REUTERS/Toru Hanai
VIVA.co.id – Peneliti dari Harvard Medical School, Amerika Serikat (AS) menyatakan, penderita HIV yang perokok, risiko kehilangan nyawa akan lebih tinggi karena dampak rokoknya dibanding virus HIV.
Penelitian yang dipimpin oleh ilmuwan bernama Krishna Reddy ini menyimulasikan dengan memberikan obat kepada penderita HIV, tapi penderita tersebut adalah seorang perokok.
Dikutip dari Cosmosmagazine, Jumat 4 November 2016, dari riset yang dilakukan oleh Reddy dan timnya, dia mengatakan, merokok dapat mempersingkat umur penderita HIV dua kali lipat.
Tim Reddy menggunakan simulasi penyakit dan pengobatan HIV untuk meramalkan harapan hidup orang terkena HIV. Mereka melakukan percobaan pada responden pria dan wanita dengan HIV yang minum obat, tapi tetap merokok.
Kesimpulannya, Reddy mengatakan, pria dan wanita yang menjalani pengobatan HIV pada usia 40, tetapi mereka terus merokok, maka mereka akan kehilangan 6,7 dan 6,3 tahun harapan hidup masing-masing, Angka harapan itu lebih berisiko dibandingkan dengan orang dengan HIV yang tidak pernah merokok.
Tapi jika perokok berhenti pada usia 40, mereka bakal mendapat harapan hidup masing-masing yaitu 5,7 dan 4,6 tahun.
“Kami menemukan bahkan orang-orang yang telah merokok sampai usia 60 tapi berhenti pada usia 60, memiliki peningkatan substansial dalam harapan hidup mereka, dibandingkan dengan mereka yang terus merokok. Jadi tidak ada kata terlambat untuk berhenti,” kata Reddy.
Seperti diketahui, asap tembakau perokok menyebabkan risiko tinggi untuk penyakit jantung, kanker, penyakit paru-paru serius dan infeksi lainnya.
"Hal ini juga diketahui bahwa merokok buruk bagi kesehatan, tapi kami menemukan dalam penelitian ini, betapa merokok lebih buruk lagi (bagi penderita HIV)” kata dia.
(mus)