Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
Jumat, 4 November 2016 - 08:32 WIB
Sumber :
- REUTERS/Carlo Allegri/File Photo
VIVA.co.id
- Indeks Standard & Poor's 500 merosot untuk delapan sesi berturut-turut pada penutupan perdagangan saham Kamis waktu Amerika Serikat. Periode penurunan ini yang terpanjang sejak krisis keuangan pada 2008.Â
Dilansir dari Reuters, Jumat 4 November 2016, Wall Street dihantui sentimen negatif investor, merespons ketidakpastian arah ekonomi AS jelang pemilihan presiden pekan depan. Investor terkesima dengan poling sementara yang menunjukkan calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton unggul dari rivalnya, Donald Trump.
Saham raksasa teknologi Facebook merosot paling dalam. Saham Facebook anjlok 5,7 persen. Jaringan media sosial online terbesar di dunia itu tertekan oleh pertumbuhan pendapatan yang diperkirakan melambat di kuartal terakhir akhir tahun ini.Â
Investor juga mencerna pernyataan bank sentral AS (The Fed) yang kemungkinan akan menaikkan suku bunga acuannya bulan depan.Â
"Mengingat fakta bahwa kita sedang berbicara tentang pemilihan presiden dan tentang menaikkan suku bunga pada Desember. Hal itu merupakan faktor-faktor penyebab penurunan (Wall Street)," ujar Managing Partner Senior untuk Meridian Equity Partners di New York, Jonathan Corpina.Â
Indeks S&P 500 anjlok 9,28 poin atau 0,44 persen ke level 2.088,66, indeks teknologi Nasdaq Composite turun 47,16 poin atau 0,92 persen ke level 5.058,41. Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 28,97 poin atau 0,97 persen ke posisi 17.930,67.Â
Sekitar 7,4 miliar saham berpindah tangan di bursa AS pada perdagangan Kamis waktu setempat. Di atas rata-rata harian selama 20 sesi terakhir perdagangan sebanyak 6,5 miliar saham.
Bursa Asia Pasifik Tertekan Dinamika Pilpres AS
Investor mencermati siapa presiden AS yang baru.
VIVA.co.id
4 November 2016
Baca Juga :