Pengguna Lahan Kerap Sepelekan Tata Ruang
- ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA.co.id – Dirjen Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang Budi Situmorang mengatakan, saat ini sangat jarang sekali para pengguna lahan yang memperhatikan perencanaan tata ruang.
"Apakah, semua rencana tata ruang kita dipakai oleh pengguna-pengguna lahan? Sangat jarang sekali. Karena, kualitas rencana tata ruang yang telah kita buat itu dianggap sangat rendah," kata Budi, saat mewakili Menteri ATR Sofyan Djalil, pada diskusi bertajuk 'Integrasi Sektor Perencanaan dalam Mencapai Tata Ruang yang Berkelanjutan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 3 November 2016.
Ia, bahkan menceritakan temuan pihaknya di daerah Wonosobo sampai ke Puncak Dieng. Di daerah yang saat ini marak dengan ladang-ladang sayuran itu, dalam perencanaan tata ruang sebenarnya merupakan wilayah kawasan lindung.
Namun, karena adanya praktik-praktik yang menguntungkan secara ekonomi, maka para pengguna lahan di kawasan itu sama sekali tidak memperhatikan perencanaan tata ruang, yang telah dibuat dan diperuntukkan bagi kawasan tersebut.
"Apalagi, ladang-ladang di sana itu tidak pakai terasering (sistem pembuatan tanah berundak pada lahan miring untuk menghindari erosi), karena alasan mereka terasering kerap membuat kentang dan tanaman lainnya busuk," ujarnya.
Budi mengakui, jika lemah dan rendahnya kualitas tata ruang ini, salah satunya disebabkan karena rendahnya apresiasi kepada para 'planner,' atau perencana tata ruang.
Karenanya, ia mengapresiasi forum-forum semacam ini, sebagai ajang introspeksi bagi para planner dan mencari solusi atas permasalahan tersebut.
"Lemah dan rendahnya kualitas tata ruang ini, karena apresiasi kepada planner juga rendah. Kita ingin meyakinkan kepada para pengguna tata ruang bahwa penggunaan tata ruang lebih baik dibanding tanpa tata ruang," kata Budi. (asp)