China Kenalkan Indahnya Balet ala Tiongkok di Jakarta
- VIVA.co.id/ Rintan Puspitasari
VIVA.co.id – Tarian gemulai dari penari balet wanita membuka adegan pertama pertunjukan balet berjudul “Raise the Red Lantern.” Keindahan visual, jalan cerita dan musik yang indah membuai penonton dalam pertunjukan berdurasi sekitar 120 menit tersebut.
Pertunjukan balet yang luar biasa indah tersebut tidak hanya terkenal di negara asalnya, Republik Rakyat Tiongkok, tapi juga di seluruh dunia. Membawa misi sebagai duta budaya untuk meningkatkan persahabatan dua negara.
"Acara ini adalah pertukaran budaya yang sudah sering terjalin antara Indonesia dan China. Sejak seribu tahun yang lalu, kedua bangsa telah menjalin persahabatan lewat jembatan kebudayaan. Pertukaran kebudayaan telah menjadi sarana dalam meningkatkan hubungan persahabatan dua negara," kata Paiman Mak, Ketua Panitia pertunjukan balet “Raise the Red Lantern” di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, Rabu malam 2 November 2016.
Acara ini juga tampak dihadiri oleh jajaran Menteri Kabinet Kerja, seperti Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Puan Maharani, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
"Diplomasi seperti ini, melalui pagelaran balet atau hal-hal yang berkaitan dengan budayanya, bisa menyatukan ketidaksepahaman di antara negara, dimana salah satunya melalui diplomasi budaya," kata Puan, yang datang untuk mewakili Presiden Joko Widodo semalam.
Selain itu juga tampak hadir Presiden Republik Indonesia kelima, Megawati Soekarnoputri, kemudian juga hadir Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.
"Kalau ini modern dance tapi mix lebih tradisi Chinanya lebih kental, jadi bagus sekali," ujar Sukmawati usai pagelaran balet.
Sementara itu, Guruh yang juga seorang seniman ini mengapresiasi tinggi atas pertunjukan balet yang digelar selama dua hari tersebut.
"Bagus, sangat indah dan bermutu, boleh dikata kelas paling atas. Dapat diselenggarakan seperti ini sangat baik, untuk hubungan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) dengan Indonesia, dan malah kalau bisa lebih sering diadakan pertunjukan bermutu seperti ini. Tapi sebaliknya, juga kita harapkan pemerintah RRT juga bisa mendatangkan grup Indonesia ke China."
Raise the Red Lantern sendiri merupakan novel karya Su Tong yang kemudian diadaptasi menjadi film dengan judul Raise the Red Lantern, dibintangi oleh artis papan atas Gong Li, dengan sutradara Zhang Yimou.
Atas dorongan mantan ketua The National Ballet of China, Zhao Ruheng mengundang Zhang Yimao sebagai sutradara dan penulis skenario, dengan komponis yang menetap di Prancis Chen Qigang sebagai pencipta komposisi musik, Wang Xinpeng sebagai koreografer balet yang menetap di Jerman, dan Wang Yuanyuan yang bertanggung jawab sebagai koreaografer tari.
Sejak diciptakan dan mulai dipentaskan tahun 2001, pertunjukan ini telah membuai jutaan penonton di seluruh dunia sebanyak lebih dari 400 kali.
"Sejak debut tahun 2001, The National Ballet of China (NBC) telah dipentaskan lebih dari 500 pertunjukan di belasan kota di seluruh dunia. Kemanapun mereka pergi, pertunjukan mereka selalu menjadi hits. Dan setelah dua tahun merencanakan dan satu tahun masa persiapan, NBC akhirnya datang ke Indonesia, sebuah negara dengan tradisi budaya yang besar, sebuah negara yang mendukung kesatuan dalam perbedaan, keterbukaan dan toleransi," kata Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok, Xie Feng.