Suku Bunga The Fed Dipertahankan, Wall Street Melemah
- Reuters
VIVA.co.id – Bursa saham Wall Street kembali melemah seiring kekhawatiran akan pemilihan umum AS serta adanya sinyal dari Bank Sentral atau Federal Reserve yang baru menaikkan suku bunga pada Desember.
Dilansir dari laman Reuters, Kamis 3 November 2016, indeks saham S & P 500 berakhir lebih rendah dalam tujuh sesi, terpanjang dalam lima tahun.
Indeks Dow Jones industrial average turun 77,46 poin, atau 0,43 persen menjadi 17.959,64, S & P 500 kehilangan 13,78 poin, atau 0,65 persen menjadi 2.097,94 dan Nasdaq Composite .IXIC turun 48,01 poin, atau 0,93 persen, ke level 5.105,57.
Bank Sentral AS menyatakan akan mempertahankan suku bunga pada bulan ini, dan baru akan menaikkan suku bunga pada Desember mendatang.
Keputusan itu secara luas memang sesuai dengan harapan investor, yang berharap The Fed menaikkan suku bunga pada Desember. Dengan begitu pasar akan lebih fokus pada pemilu presiden.
Itu adalah keputusan The Fed terakhir sebelum pemilihan presiden pekan depan antara kandidat dari Partai Demokrat Hillary Clinton dan calon dari Partai Republik Donald Trump yang penuh dengan skandal.
"Dengan pertemuan The Fed menunjukkan jika kenaikan suku bunga akan dilakukan Desember. Karena itu saat ini pasar lebih fokus pada pemilihan presiden," kata Alan Lancz, President of Investment Advisory firm Alan B Lancz and Associates Toledo, Ohio.
Saham di sektor energi .SPNY turun satu persen karena harga minyak jatuh. Saham Allergan (AGN.N) turun 5,2 persen setelah hasil yang mengecewakan terhadap produsen obat itu.
Lebih dari delapan miliar saham diperjualbelikan di bursa AS, di atas 6,5 miliar rata-rata harian selama 20 sesi terakhir.