Pusat Riset Apple Terbesar Kedua Dunia Akan Dibangun di RI

Logo Apple Inc. dan salah satu pendirinya, mendiang Steve Jobs.
Sumber :
  • REUTERS/Beck Diefenbach

VIVA.co.id – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, mengungkapkan, Apple telah menyepakati komitmennya dengan Indonesia melalui pembangunan tempat penelitian dan pengembangan (R&D). Bahkan, keseriusan Apple tak bisa dipandang sebelah mata, karena dikabarkan ukuran R&D-nya masuk ke jajaran terbesar di dunia.

Jangan Cuek, Pengguna iPhone di Indonesia Wajib Tahu Ini

"Lebih penting lagi, Indonesia akan menjadi lokasi R&D di luar Amerika. Nomor dua terbesar setelah Brasil. Harus bangga, sekelas Apple saja menjadikan Indonesia itu R&D terbesar nomor dua," ucap Rudiantara, Rabu 2 November 2016.

Rudiantara mengatakan, usai bertemu dengan Apple beberapa waktu lalu, perusahaan mendiang Steve Jobs itu akan memulai pembangunan pusat riset tersebut di Indonesia pada 2017. Pembangunan itu bertepatan dengan implementasi aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang mulai efektif pada awal 2017.

Apple Gagal Bujuk Pemerintah Indonesia untuk Jualan iPhone 16, Ini 4 Alasannya

"Harus (bangun). Kalau enggak mereka enggak boleh dagang. Beli iPhone 7 saja di luar negeri," ungkap Rudiantara.

Pada saat pertemuan Apple dengan pemerintah Indonesia, hadir perwakilan Apple dari Asia Pasifik hingga yang dari Silicon Valley.

Menperin Tolak Proposal Apple, 'Bye-bye' iPhone 16

"Ketemu saya. Mereka menyatakan sudah cari tempat alternatif untuk pembangunan pusat risetnya," kata pria yang disapa Chief RA ini.

Untuk menuju tahap pembangunan pusat riset milik Apple itu, Rudiantara mengatakan, yang terlibat meliputi Kementerian Kominfo, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian. Sampai saat ini, mereka terus mengurus izin untuk pembangunan R&D di Tanah Air.

"Sekarang izin-izinnya sedang diurus oleh Apple," ucapnya.

Rudiantara menuturkan, soal lokasi dan detail pembangunan R&D Apple, dia mengaku belum tahu pasti. Namun, yang pasti pemerintah ingin Apple membangun pusat risetnya itu tidak hanya di Jakarta atau di Pulau Jawa.

"Saya berharap, tidak di Jakarta. Kenapa? Indonesia bukan hanya Jakarta. Indonesia itu bukan Pulau Jawa. Kita harus bangun Indonesia sentris, bukan Jakarta sentris, bukan Pulau Jawa sentris.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya