Kemenperin: Tahun Depan RI Penghasil Stainless Steel Nomor 2

Kegiatan Tambang Nikel di Sorowako
Sumber :
  • REUTERS/Yusuf Ahmad

VIVA.co.id – Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan, tahun depan Indonesia bisa menjadi negara penghasil stainless steel nomor dua di dunia setelah China.

Mengapa Negara Kaya Nikel Masih Mengimpor? Mengurai Dinamika Industri Nikel Indonesia

Lantaran salah satu produk hasil tambang Indonesia yaitu nikel yang melimpah akan diolah lebih banyak oleh industri menjadi produk stainless steel.

Menurut Airlangga, jumlah produk stainless steel yang dihasilkan pada tahun depan akan meningkat secara signifikan. Hal itu disusul dengan dengan adanya peningkatan kapasitas produksi dari dua pabrik pemurnian logam yang mampu menghasilkan lima juta ton stainless steel. 

Bahlil Benarkan RI Impor Nikel di Tengah Upaya Hilirisasi RI, Begini Penjelasannya

"Salah satu (hasil tambang) yang menonjol adalah nikel. Kita tahun depan itu dari dua refinery (pengolahan) akan memproduksi lima juta ton stainless steel," kata Airlangga di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu 2 November 2016. 

Ia menambahkan, dengan bisa memproduksi stainless steel sebanyak itu, Indonesia akan menjadi negara peringkat kedua penghasil stainless steel di dunia setelah China. 

Jadi Tersangka Korupsi Thomas Lembong Pernah Sindir Nikel Baterai Mobil Listrik

"Kalau bisa memproduksi lima juta ton stainless steel, kita bisa menjadi yang nomor dua di dunia sesudah China," ujarnya.

Airlangga menjelaskan, pihaknya telah menyampaikan laporan kementerian mengenai hilirisasi industri tambang di dalam negeri. Hal itu ia sampaikan dalam rapat koordinasi tingkat menteri tentang pemanfaatan hasil tambang di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.  "Kami, kemenperin melaporkan mengenai hilirisasi yang telah berjalan," kata dia. 

Sementara itu, mengenai relaksasi ekspor mineral, menurutnya pemerintah akan memberikan relaksasi kepada komoditas tertentu yang telah memenuhi syarat. Namun, saat ini ketentuan itu masih digodok oleh pihak terkait. Ia mengatakan, progres pembangunan smelter untuk beberapa komoditas berjalan bagus, kecuali untuk komoditas tembaga.

"Di luar tembaga (pembangunan smelter) semua bagus."

(mus)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya