Mengenal Sosok Penolong NASA dalam Misi di Bulan

Ewen A. Whitaker (kiri)
Sumber :
  • www.nytimes.com/Lunar and Planetary Laboratory, The University of Arizona

VIVA.co.id – Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) harus berterima kasih dengan sosok bernama Ewen A. Whitaker. Sosok penikmat astronomi kelahiran Inggris itu telah berperan penting dalam misi monumental NASA pada 1960-an. Whitaker merupakan penolong dan pembantu NASA dalam misi pendaratan di Bulan pada 1960-an. 

NASA Pantang Mundur Jalankan Misi Spacewalk

Namun kini, sosok tersebut telah meninggal. Whitaker meninggal pada 11 Oktober 2016 di Tucson, Amerika Serikat dalam usai 94 tahun. 

Dikutip dari New York Times, Jumat 28 Oktober 2016, kisah Whitaker terlibat dalam proyek NASA memang unik, sebab pria tersebut tidak mengantongi pelatihan formal sebagai astronom, tapi dia menjadi andalan NASA dalam memetakan Bulan dan memandu badan antariksa itu untuk ‘menguliti’ permukaan satelit Bumi tersebut. 

Bisa Dihuni Manusia, Ini 10 Fakta Stasiun Luar Angkasa ISS

Keahlian pria kelahiran 22 Juni 1922 dalam dunia fotografi Bulan dan memeriksa permukaan Bulan terbangun saat dia bekerja di Royal Greenwich Observatory pada 1950-an. 

Di waktu luangnya, Whitaker juga berkontribusi memperbaharui informasi permukaan Bulan berbasis dari foto-foto yang dihasilkan satelit. Pembaharuan informasi itu menjadi andalan bagi International Astronomical Union yang tergantung pada peta Bulan. 

Stasiun Luar Angkasa AS-Rusia Masuk Dalam Ketegangan Geopolitik

Pekerjaan yang ditekuni Whitaker kemudian menarik perhatian dari astronom Belanda, yang juga Direktur Yerkes Observatory, Amerika Serikat, Gerard P. Kuiper. 

Kuiper mengundang Whitaker untuk bergabung dalam Lunar Project, yang menjalankan misi memetakan Bulan dengan kualitas tinggi. atau Atlas Bulan. 

Proyek Photographic Lunat Atlas akhirnya rampung pada 1960. Puas dengan kerja Whitaker, kemudian bersama dengan Kuiper lagi menghasilkan karya pemetaan Bulan yang lainnya. Tercatat kolaborasi keduanya melahirkan tiga peta Bulan. 

Karier Whitaker kemudian berlanjut. Berkat program antariksa yang terakselerasi, Whitaker bisa bekerja di NASA. Di badan antariksa ini, Whitaker bertugas menyeleksi situs pendaratan untuk wahana antariksa Ranger dan Surveyor yang dikirimkan ke permukaan Bulan. Itu merupakan kontribusi penting Whitaker untuk NASA. 

Whitaker juga berkontribusi secara tidak langsung dalam misi Apollo 11, yang terkenal dengan manusia pertama di Bulan, Neil Amstrong.  

Kemudian, Whitaker diminta membantu misi pendaratan Apollo 12. Dengan mempelajari gambar permukaan yang dikirimkan kembali oleh Surveyor 3, yang mendarat di Bulan pada 1967, Whitaker berhasil mengidentifikasi batuan berbeda di kawah Ocean Storm lokasi Surveyor 3. 

Dia kemudian mampu menuangkan lebih dari 1000 foto kawah yang sama di area tersebut dari pengorbit NASA, Lunar Orbiter dan mencocokkan data yang diambil Surveyor di permukaan Bulan. 

Bekal pemetaan itu menjadi modal untuk menentukan titik pendaratan Apollo 12 pada 12 November 1969. Misi itu berhasil. Data dan analisis yang disampaikan Whitaker mampu membimbing astronot misi itu, Charles Conrad Jr dan Alan L. Bean untuk berjalan ratusan kaki dari pesawat Apollo menuju ke Surveyor 3. 

Misi kedua astronot untuk mengambil kamera di Surveyor itu berhasil. 

Sukses dengan misi itu, Whitaker kemudian terus dilibatkan dalam misi selanjutnya Apollo 13, Apollo 15 dan Apollo 16. Dalam misi itu, Whitaker diminta untuk membekali pengetahuan kepada para astronot. 

Astronot NASA yang akan ke Bulan.

NASA (Akan) Kembali ke Bulan Setelah 50 Tahun

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, NASA, telah menunjuk empat astronot yang akan membawa umat manusia kembali ke Bulan setelah jeda 50 tahun.

img_title
VIVA.co.id
5 April 2023