Bank DKI Incar UMKM di Kepulauan Seribu
- VIVAnews/Maryadi
VIVA.co.id – Program Gerakan Nasional Non Tunai yang digagas Pemerintah Pusat, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, kini sedang menggeliat dijalankan oleh industri perbankan, tak terkecuali PT Bank DKI.
Bank milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini mendukung penuh program tersebut untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap instrumen transaksi nontunai atau electronic money (e-money) melalui mesin electronic data capture (EDC).
Saat ini, Bank DKI tengah menjangkau Kepulauan Seribu dengan menyediakan mesin EDC di sejumlah titik wilayah. Menurut Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Zulfarshah, mesin ini tersebar di Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Pulau tidung, Pulau Kelapa, dan Pulau Untung Jawa.Â
Ia mengatakan bahwa Bank DKI membidik pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebagai penerima mesin EDC di Kepulauan Seribu. Saat ini, ungkap Zulfarshah, pihaknya sedang melakukan pendataan dan analisa terhadap para pelaku UMKM untuk mendapatkan fasilitas kredit dari Bank DKI.
"Penggunaan mesin ini merupakan komitmen Bank DKI terhadap layanan dan jasa perbankan, serta mendukung pengembangan UMKM di Kepulauan Seribu khususnya, dan DKI Jakarta pada umumnya," kata Zulfarshah, melalui keterangannya, Kamis, 27 Oktober 2016.
Ia juga mengatakan, selain mesin EDC, Bank DKI telah menempatkan tiga mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di sejumlah titik di Kepulauan Seribu.
“Mesin EDC dan tambahan mesin ATM di Kepulauan Seribu adalah sesuai dengan permintaan warga," paparnya. Ekspansi bisnis Bank DKI ini tentu ditopang oleh kinerja yang bagus.
Hal tersebut terlihat dari kinerja semester I 2016, di mana laba Bank DKI sebesar Rp332,05 miliar, atau melonjak 286,05 persen dibanding periode sama tahun lalu yang hanya Rp85,61 miliar.
Kinerja laba ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 25,98 persen (year on year/yoy) dari Rp1,02 triliun menjadi Rp1,28 triliun, per Juni 2016.
Dalam enam bulan pertama tahun ini juga menunjukkan bahwa total aset Bank DKI tercatat sebesar Rp38,83 triliun dengan penyaluran kredit sebesar Rp24,68 triliun, serta dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp27,56 triliun.
Khusus DPK, per Juni 2016, terdiri dari giro sebesar Rp7,87 triliun, tabungan Rp6,21 triliun, dan deposito sebesar Rp13,48 triliun.