Tingginya Harga Cabai Mulai Kerek Inflasi Jawa Timur
- VIVa.co.id/Shintaloka Sicca
VIVA.co.id – Harga cabai di Jawa Timur masuk dalam kategori waspada terkait kontribusinya menekan laju inflasi. Meski demikian, inflasi di Jawa Timur masih terjaga stabil akibat inflasi yang rendah di bahan pangan lain serta deflasi di beberapa wilayah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur, Benny Siswanto mengatakan, pihaknya melakukan survei rutin setiap bulannya di 116 pasar di Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Survei tersebut dilakukan pada 70 jenis komoditas pangan.
Ia menjelaskan, harga rata-rata cabai merah keriting di kota Surabaya per 26 Oktober 2016 tercatat Rp46.224 per kilogram (kg). Angka ini naik, 0,77 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara untuk cabai merah besar sedikit turun dibanding bulan lalu menjadi Rp47.226 per kg. Bawang merah terpantau rata-rata Rp29.457 per kg,
"Jadi sekarang yang paling kita waspadai adalah cabai, yang lainnya normal-normal saja, seperti beras normal. Kategorinya ada normal, waspada, siaga," kata Benny di Surabaya Rabu, 26 Oktober 2016.
Ia menjelaskan, bahwa sampai akhir tahun pihaknya optimistis inflasi akan sesuai dengan target pemerintah yaitu 3,5 persen plus minus satu persen. Adapun inflasi Jawa Timur secara year to date (ytd) hingga September 2016 berada di angka 1,75 persen.
"Inflasi di Jawa Timur itu sebenarnya yang paling tinggi pengaruhnya itu adalah Surabaya, sharenya 52 persen. Sehingga apa saja (harga) yang bergerak di Surabaya itu, kecil saja lonjakannya sementara daerah yang lainnya deflasi itu akan kena inflasi," kata dia.
Pihaknya akan terus berupaya bekerja sama dengan Perum Bulog hingga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk menekan lonjakan harga. Bulog disebut selalu melakukan operasi pasar untuk menekan gejolak harga yang begitu tinggi.
"Karena Bulog kan punya rumah pangan kita, tujuannya agar harganya tidak bergejolak, maka melakukan operasi pasar setiap hari. Target akhir tahun inflasi 3,5 persen plus minus satu persen kita yakin tercapai.”
(mus)