Ketersediaan Rumah di Indonesia Masih Sangat Minim
- ANTARA FOTO/R. Rekotomo
VIVA.co.id – Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN), Maryono, mengungkapkan ketersediaan rumah saat ini masih sangat minim untuk memenuhi permintaan rumah, yang mencapai 7,2 juta unit per tahun.
Bahkan kebutuhan dari asosiasi, seperti Realestat Indonesia (REI) dan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) sebesar 800 ribu unit rumah per tahun, masih sulit terpenuhi. Saat ini kapasitas rumah yang tersedia hanya 240 ribu unit.
"Karena developernya berkurang, lahannya berkurang, perizinannya mahal, dan lain sebagainya," kata Maryono dalam sebuah diskusi di kawasan Slipi, Jakarta Barat, Rabu 26 Oktober 2016.
Oleh karenanya, untuk membantu ketersediaan unit rumah, Maryono mengaku pihaknya telah menggagas sejumlah mekanisme kredit bagi para developer. Hal ini untuk membantu percepatan penyediaan unit-unit rumah guna memenuhi besarnya permintaan konsumen.
"BTN akan hadir dalam suatu percepatan suplai, yakni bagaimana kita memberikan kredit pembiayaan lahan dan kredit bagi konstruksi, agar bisa lebih cepat meningkat kapasitasnya. Tidak hanya 400 ribu, tapi kalau bisa mendekati 800 ribu rumah," kata Maryono.
Selain itu, BTN juga akan melakukan upaya koordinasi dengan sejumlah pihak BUMN, seperti Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas), dan BUMN karya, untuk membangun berbagai jenis hunian, baik vertikal maupun rumah tapak.
"Kalau kita sudah menyelesaikan suplai, nantinya BTN juga akan hadir untuk menciptakan sinergi, yakni kerja sama dengan Perumnas, dan kita akan bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan BUMN karya yang membangun perumahan, apartemen, dan lain sebagainya, agar kita bisa melakukan percepatan kebutuhan tersebut," ujar dia.
(ren)