Cara Jokowi-JK Jauhkan RI dari Keterpurukan

Para pekerja sibuk di suatu lokasi proyek infrastruktur di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • REUTERS/Garry Lotulung

VIVA.co.id – Kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dinilai telah berhasil melakukan langkah-langkah kebijakan yang bersifat fundamental, dalam merespons perlambatan ekonomi dunia, yang berpotensi memengaruhi ekonomi nasional.

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang Dirilis BPS Sesuai Prediksi

Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam sosialiasi pencapaian dua tahun kinerja pemerintahan Jokowi-JK di Gedung Bina Graha, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 25 Oktober 2016.

"Saya selalu katakan, Indonesia sangat ketinggalan dan telat dalam pembangunan. Namun, harus digaris bawahi, pemerintahan Jokowi-JK yang ambil langkah di situasi ekonomi dunia yang melambat," ungkap Darmin.

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2021 Capai 3,69 Persen

Langkah fundamental pertama, yakni dengan penghapusan subsidi. Darmin menjelaskan, di awal kepemimpinan Presiden Jokowi dengan tegas memangkas pengeluaran subsidi, untuk dialihkan kepada sektor-sektor produktif untuk menopang pertumbuhan.

"Itu titik awal reformasi struktural. Di mana, pengeluaran didorong ke pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Ini tujuan utama dari reformasi fiskal kita," katanya.

BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Maksimal 5,5 Persen

Sementara itu, yang kedua, lanjut Darmin, adalah dengan menggeliatkan pembangunan infrastruktur. Menurut dia, tujuan utama pemerintah dengan pembangunan infrastruktur, adalah untuk mengurangi ketimpangan.

Implikasinya, pembangunan infrastruktur yang sangat gencar dilakukan dapat mendorong tumbuhnya sektor-sektor perekonomian lainnya. Sehingga, pertumbuhan ekonomi pun bisa bergeliat dan menyerap banyak lapangan kerja.

"Gini ratio lebih jelas arahnya menurun. Keuntungan lainnya dari pembangunan infrastruktur adalah non tradable goods. Bangun infrastruktur itu juga sekaligus bangun investasi, sebagai penggerak ekonomi," ungkapnya. (asp)

Garis pemisah si kaya dan si miskin. (ilustrasi)

Rasio Gini RI Turun, Ketimpangan Si Kaya dan Si Miskin Menyempit

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, tingkat ketimpangan pengeluaran atau rasio gini Indonesia pada September 2022 turun 0,003 poin menjadi sebesar 0,381.

img_title
VIVA.co.id
16 Januari 2023