Cara Sampoerna Antisipasi Penurunan Industri Rokok

ilustrasi rokok.
Sumber :
  • www.dicts.info

VIVA.co.id – PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencatat pendapatan bersih (tidak termasuk cukai) selama kuartal III tahun ini sebesar Rp31,8 triliun. Angka tersebut tumbuh sebesar 4,9 persen dari Rp30,3 triliun pada periode yang sama di tahun 2015.

Cukai Rokok 2025 Tidak Naik, Ekonom: Berdampak Positif ke Industri dan Penerimaan Negara

Presiden Direktur Sampoerna Paul Janelle mengatakan, perusahaan tetap mempertahankan kepemimpinannya di semua segmen, dengan pangsa pasar mencapai 30,1 persen di segmen sigaret kretek mesin, 38,2 persen di segmen sigaret kretek tangan, dan 79 persen di segmen sigaret putih mesin.

"Pada kuartal ke-3 tahun 2016, pangsa pasarnya mencapai 34,5 persen, meningkat sebesar 0,4 persen dari pangsa pasar di kuartal ke-2. Pertumbuhan pangsa pasar ini didorong oleh kinerja yang kuat di segmen sigaret kretek mesin full-flavor," kata dia dalam keterangan resminya, Senin, 24 Oktober 2016.

Serikat Pekerja di Industri Rokok Sebut Siap Demo Tolak Wacana Kemasan Polos

Paul mengaku, meskipun saat ini industri rokok tengah berada dalam situasi yang sulit, pihaknya optimis dapat melanjutkan keberhasilan melalui portofolio merek yang kuat, di mana mencakup sejumlah merek andalan seperti A Mild, Dji Sam Soe, dan Marlboro.

"Kami bangga bahwa Sampoerna tetap menjadi pemimpin pasar di Indonesia. Sukses ini kami raih berkat fundamental perseroan yang kuat. dan kepercayaan dari para rekanan dan pemangku kepentingan, serta dedikasi dan kerja keras dari para karyawan kami," tuturnya.

Revisi PP Tembakau Dianggap Ancam Pemasukan Industri Periklanan dan Kreatif

Di samping itu, Paul juga menuturkan, pihaknya telah mengantisipasi penurunan volume industri hasil tembakau secara keseluruhan sebesar satu sampai dua persen di 2016, terutama diakibatkan oleh kenaikan tarif cukai rata-rata tertimbang sebesar 15 persen.

"Industri ini diperkirakan masih akan terus mengalami tekanan sehubungan dengan kenaikan tarif cukai rata-rata tertimbang sebesar kira-kira 10 persen yang berlaku rata atas seluruh pelaku industri mulai tanggal 1 Januari 2017," ujarnya.

Menurutnya, beban ini diperkirakan akan mengakibatkan kinerja segmen sigaret kretek tangan terus menurun, seiring dengan peralihan preferensi perokok dewasa dari produk kretek tangan ke kretek mesin.

Sehingga, lanjutnya, pada kuartal ketiga tahun 2016, pangsa pasar Sampoerna di segmen sigaret kretek tangan mengalami penurunan sebanyak 0,8 persen dari periode yang sama di tahun 2015 menjadi 6,6 persen.

Sampoerna menurutnya memiliki komitmen terhadap segmen sigaret kretek tangan, dan untuk itu, perusahaan melakukan sejumlah upaya untuk menahan laju penurunan di segmen ini, termasuk melakukan inovasi untuk meningkatkan mutu merek Dji Sam Soe dan Sampoerna kretek. 

"Menawarkan harga yang bersaing untuk produk sigaret kretek tangan kami, serta berinvestasi pada merek melalui dukungan pemasaran dan penjualan,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya